"Ann panik banget waktu itu, apalagi
setelah pingsan, cowok itu udah nggak
napas. Bibirnya juga biru-biru." Gadis itu
mengarahkan pandangan pada Andra
kakaknya. "Ann langsung telfon Bang
Andra buat minta tolong, trus Bang Andra
suruh Ann lakuin CPR sama kasih napas
buatan."
"Dan, laki-laki yang kamu tolong." Papa
Wira menginterupsi. "Apa dia selamat?"
Ann mengangguk. "Iya, Pa. Dia selamat,
dan bangun nggak lama setelahnya,"
jawabnya. "Ann nggak sadar kalo ternyata
di luar UKS udah banyak orang, yang
ngefoto dan ngerekam kejadian itu, trus
nyebarin ke sosial media.
Sisanya, kalian tau sendiri apa yang terjadi setelah foto dan rekaman itu kesebar di sana," katanya lalu menundukkan kepala. Matanya mulai tergenang basah. "Maafin Ann, ya. Udah
bikin kalian semua malu dan kecewa."
"Anak Papa." Pria paruh baya itu menarik
tangan Ann ke dalam pelukannya, lalu
mengecup puncak kepala putrinya itu.
"Anak kesayangan Papa sudah besar
sekarang, sudah bisa dewasa dalam