Ann menyambut sadarnya laki-laki itu dengan senyuman lega. "Bang, dia udah sadar," katanya pada benda pipih yang kini ada di genggamannya. "Makasih, ya."
"Sama-sama. Abang lega dengernya." Balas Andra dari seberang telepon. "Abang tutup telfonnya." Laki-laki itu lalu mengakhiri panggilan suaranya.
Gadis itu lantas menoleh pada Shaka, yang kini menatap langit-langit ruangan, sambil berusaha menata pola napas. "Syukurlah lo sadar. Gue udah panik--"
"Lebay lo." Itu kalimat pertama yang keluar dari mulut Shaka setelah sadar.
Ann tersenyum kecut. Bukannya berterima kasih atau apa—karena sudah diselamatkan, laki-laki itu malah mengatainya. Dasar tidak tahu terima kasih! "Eh, mau ke mana lo?" tanyanya ketika melihat Shaka menegakkan punggung dan beranjak berdiri. "Jangan banyak gerak dulu."