"Aisyah..." panggil Umi lirih sambil mengusap bahku yang bergetar.
"Muhammad itu kuat Umi, Umi tahu itu kan?" ucapku lirih membuat Umi mengangguk dengan air mata yang mengalir. Hatinya pasti sangat sakit melihat putrinya yang selalu nampak kuat, namun sekarang justru Umi melihat putrinya dengan tatapan kosong dan air mata duka.
Umi pun langsung memelukku, menyalurkan ketegarannya dan berharap aku bisa ikhlas dengan apa yang terjadi.
"Aisyah harus temui Muhammad, Umi." ucapku dan langsung berlari masuk ke UGD.
Sampai didalam ruangan, aku pun melihat sosok yang selalu menatapku penuh cinta dengan senyuman manisnya justru sekarang terbujur kaku.
Aku pun mendekat kearahnya, berusaha mengumpulkan kekuatanku untuk melangkah dan untuk bisa lebih ikhlas, namun itu tak semudah yang dibayangkan.