Jari telunjuk Arka mengetuk permukaan kayu tersebut dengan cepat dan berirama. Itu adalah respon tubuh yang lumrah ketika seseorang tengah gelisah.
Saat ini, ia ditemani Renata berdiri dengan menyandarkan lengan pada meja resepsionis rumah sakit. Mereka menanyakan identitas pasien yang dirawat di kamar yang sama dengannya.
Oke. Kedengarannya ini memang gila. Tapi sungguh, Arka tak bisa menerima hasil tes tersebut, terlebih saat ia sendiri tidak merasakan sakit atau apa pun yang aneh aneh dengan tubuhnya. Ia meyakini sampel darah miliknya tertukar dengan sampel lain, atau mungkin saja ada yang dengan sengaja menukarnya, entah untuk alasan apa.
Gerakan mengetuk Arka terhenti karena tiba-tiba saja Renata menggenggam tangannya. "Tangan lo bisa diem gak? Berisik tau," desisnya.
Arka merengut, tapi pada akhirnya menurut. Cowok itu mengarahkan pandang pada seorang suster yang tengah sibuk memeriksa data pasien masuk di komputer yang ada di hadapannya.