Arka menyeringai. "Terkadang, jujur itu menyakitkan. Tapi lebih baik gitu daripada boong." Ucapnya sok bijak. "Boong tuh dosa. Gue mana mau dosa cuma gara-gara lo."
Cewek itu meremas tangannya kuat-kuat. "Pengen banget nimpuk nih manusia."
"Ntar-ntaran aja. lagi gak mood ditimpuk gue." Ucap Arka dengan entengnya. "Hadeh, panas-panas gini, es cincau enak kali ya."
Dan secara ajaib, tepat setelah Arka menyelesaikan kalimatnya, Arsa masuk ke rumah sambil menenteng beberapa bungkus minuman dingin mersantan dengan potongan jeli hijau dan gula aren, yang tentu saja itu adalah ES CINCAU.
Arka tersenyum dengan bangganya. "Tuh kan. Gue bilang juga apa."
"Lo bilang apa?" Arsa yang baru saja sampai tak tahu apa-apa.
"Gak usah diurusin. Bang Arka emang geje." Cibir Sandra. "Oiya, Bang Arsa bawa apaan?"
"Oh. Ini." Arsa menaruh bungkusan tersebut. "Es cincau."
"Makasih. Gak usah repot-re-" Arka baru hendak menyambar satubungkus es ketika tiba-tiba Arsa memukul tangannya.