"Lo bertiga pengecut. Beraninya keroyokan! Dasar mental kentang!"
Widia mendorong bahu orang itu lumayan kencang. "Wah anjing! Brengsek lawan gue kalo berani!"
"Ayo, siapa takut. Gue gak akan takut sama orang pengecut mental kentang kaya lo yang beraninya cuman keroyokan!"
Widia menjambak rambut orang itu. Tidak mau kalah, orang itu balik menjambak rambut Widia tak kalah kencangnya.
"Wah, pas ternyata, berarti ukuran badan lo sama percis kaya gue. Kita sama," ucap gadis itu terkekeh.
Luna hanya bisa mengangguk saja. Dia sekarang sudah memakai baju milik seorang gadis yang sudah menolongnya dari aksi bullying Widia.
Luna memandang gadis itu. "A-aku... Mm... Makasih ya, kamu sudah menolong aku. Tapi... Lain kali, jangan bahayakan diri kamu demi aku yah." Luna menundukkan kepalanya.