"Zo, kok malah diam?" ucap Lingga seraya menepuk bahu Kenzo, Kenzo pun menoleh.
"Gue liat dia nangis di Rooftop sendirian!" jawab Kenzo.
"Lo tau penyebabnya?"
"Jadi apa yang dibilang Willi kemarin emang bener, Nata sering diteror. Dan Barga pun juga bilang begitu, dulu dia juga bahkan hampir dicelakain oleh orang yang berpakaian hitam, makanya dipindahkan kesekolah kita!" kata Kenzo.
"Tapi kemarin gue denger dia nangis di Rooftop, itu juga karena diteror. Gue yakin pasti dia lagi ketakutan banget!" ucap Kenzo.
"Dan disitu gue berinisiatif mau nolongin dia, dada gue sesak liat dia nangis gitu," ucap Kenzo sendu.
"Lo tenang aja. Kita juga bakal bantuin lo buat cari orang yang neror Nata!" ucap Jimmy sambil merangkul bahu Kenzo.
"Dan juga bantuin lo buat dapetin hati Nata!" ucap Gavin menggoda Kenzo sambil menaik turunkan alisnya.
Semua sahabatnya tertawa melihat ekspresi Kenzo, sekaligus bersyukur karena Kenzo sudah berubah, tidak sedingin dulu lagi.
Tanpa mereka sadari. Ada seorang disana yang mengepalkan tangan, tidak suka!
***
Semua murid X1. IPA 1 sekarang berada dilapangan. Yap! Mereka semua ada jadwal pelajaran olahraga.
"Cepat anak anak, ambil barisan yang rapi. Kita lakukan pemanasan dulu!" ucap Pak Salman selaku Guru Olahraga.
"Daren, Kamu pimpin barisan didepan!" tunjuk Pak Salman.
"Baik pak," ucap seorang laki laki yang bernama Daren, kemudian melangkah kedepan.
"Baik anak anak, materi kita sekarang tentang bola basket. Kalian belajar dan berlatih dulu, minggu depan kita akan ambil nilai!" kata Pak Salman.
Pak Salman memberikan beberapa buah Bola Basket kepada anak murid laki laki dan perempuan.
"Ini bolanya. Silahkan kalian belajar dulu memasukan bola kedalam ring," ucap Pak Salman.
Semua murid pun mulai berlatih memasukkan bola kedalam ring Basket.
Mata Kenzo tertuju pada Nata yang sedang memasukan bola kedalam Ring, tapi tak ada yang berhasil masuk.
"Ck. Dasar boncel!" gumam Kenzo kemudian melangkahkan kaki mendekat kearah Nata.
"Tumbuh tu keatas jangan kebawah!" sindir Kenzo pada Nata sambil mengambil bola dan melemparkan kedalam ring.
Nata yang dibilang seperti itu mendelik tak suka, dan memutar kedua bola matanya malas.
"Sini gue ajarin"
"Jadi gini caranya. Lo pegang bagian bola yang ini, trus lo angkat bolanya agak tinggi, trus lo loncat kemudian lempar!" kata Kenzo menjelaskan.
Nata terdiam beberapa saat. Karena posisi kenzo sangat dekat dengannya, itu membuat jantung Nata lari maraton kesana kesini. Bahkan, Nata bisa mencium aroma parfum Kenzo, aroma yang sangat disukai nata, Citrus dan Mint.
"Ehh boncel malah diam," ucap Kenzo sambil mengacak rambut Nata gemas.
"Apaan sih! Rusak rambut gue!" kata Nata sambil menepis tangan Kenzo dari kepalanya.
Teman Nata dan murid lainnya melongo melihat pemandangan didepannya. Seorang Kenzo yang super dingin dan galak bisa juga bercanda dan tersenyum. Itu karena seorang murid pindahan, Natalie Fransisca Miller.
Kenzo terdiam dan menghentikan tawanya, dan memandang sekeliling. Ternyata dia sudah diperhatikan banyak orang.
Kenzo berdehem sok cool. Padahal emang cool sih, heheh.
"Apa liat-liat!"
Mendengar suara ketus Kenzo, semua yang memperhatikannya memalingkan wajah dan mulai fokus berlatih.
***
Setelah mengajari dan memantau kelas X1 IPA 1 bermain basket, Kenzo pun menuju kelasnya karena bel pulang sekolah telah berbunyi.
"Darimana aja?"
"Dari lapangan. Tadi gue disuruh Pak Salman buat ngawasin anak X1 IPA 1 main basket karena dia lagi ada urusan," jawab Kenzo.
"Bukannya itu kelas Nata?" tanya Zion menimpali.
"Wahh si boss! Ada kejadian yang menyenangkan tadi gak? Deketin Nata gitu?" tanya Jimmy sambil menaik turunkan alisnya menggoda Kenzo.
"Gak ada"
"Seriusss?"
"Tau ahhh," ucap Kenzo sambil melangkah kedalam kelas mengambil tasnya.
Semua sahabatnya terkekeh, karena Jimmy terus menggoda Kenzo.
"Ayo pulang"
"Ayo," jawab mereka serempak, sambil merangkul pundak sahabatnya.
"Tapi gue langsung ke Markas, males pulang kerumah," ucap Kenzo.
***
Setiba dimarkas, mereka memarkirkan motornya, lalu melangkah kedalam markas.
"Gue laper nih, pesen makanan yuk!" ajak Zion.
"Boleh juga tuh, pesen apa?" tanya Jimmy sambil menoleh kearah Kenzo.
"Terserah kalian ajalah! Gue mau mandi dulu, panas," jawab Kenzo kemudian bangkit berdiri menuju kamar mandi.
"Gue pesen ayam geprek aja deh sama minumannya cappuccino. Kalau lo?" tanya Zion.
"Samain"
"Gak papa ayam geprek aja nih? Kalian gimana? Ada pesen yang lain?" tanya Zion lagi pada sahabatnya.
Pintu kamar mandi pun terbuka, menampilkan Kenzo yang telah selesai mandi. Kenzo pun berjalan menghampiri sahabatnya.
"Nih boss, makan dulu. Tadi gue cuma pesen ayam geprek sama cappuccino aja," ucap Zion sambil menyodorkan makanan ketangan Kenzo.
"Thanks yon," ucap Kenzo menerima makanan itu.
Setelah selesai makan, mereka pun memilih duduk bersantai sambil menyesap rokok. Eitss! Bukan Kenzo yang merokok. Melainkan para sahabatnya. Kenzo tidak suka merokok. Menurut Kenzo merokok bisa menyebabkan kematian, tapi malah dijawab sahabatnya dengan "merokok mati, tidak merokok mati, mending merokok sampai mati" Kenzo geleng kepala mendengarnya saat itu.
"Kenapa zo?" tanya Jimmy yang melihat raut wajah cemas Kenzo.
"Bokap gue masuk rumah sakit!" jawab Kenzo.
"Rumah sakit mana? Kita harus kesana sekarang," kata Jimmy dan langsung berdiri.
"Kalian di sini aja"
"Gue ikut!"
Kenzo mengangguk dan bergegas pergi melangkah keluar dan diikuti oleh Jimmy.
***
Sampai dirumah sakit Kenzo dan Jimmy pun langsung bertanya kepada seorang Suster.
"Sus, pasien atas nama Bapak Arka Anderson dirawat diruang mana ya?" tanya Kenzo.
"Tunggu sebentar ya dek, saya cek dulu," ucap Suster itu.
"Pasien atas nama Bapak Arka Anderson dirawat diruang ICCU dek," kata Suster itu.
Kenzo terdiam mendengar suster itu, papanya dirawat diruang itu, berarti papanya mengalami, Kenzo menggeleng.
"Ok terimakasih sus!" jawab Kenzo dan Jimmy. Kemudian pergi menuju tempat Arka papanya dirawat.
Pintu pun dibuka Kenzo, diikuti oleh Jimmy dibelakangnya. Kenzo masuk dan melihat papanya terbaring lemah diatas brankar dengan mata tertutup, sedang tidur.
Kenzo dan Jimmy pun duduk diatas kursi. Tak ada yang memulai percakapan disana, Kenzo hanya diam memperhatikan wajah papanya yang pucat.
"Lo sampai kapan begini sama bokap lo, Zo?" tanya Jimmy menoleh kearah Kenzo.
"Coba deh lo kasih sedikit kesempatan buat bokap lo buat jelasin masalah itu, kasian bokap lo. Dia hanya punya lo satu satunya didunia ini, jangan egois, Zo!" nasehat Jimmy.
Lagi lagi Kenzo diam mendengar perkataan Jimmy, kemudian pergi melangkah keluar.
"Gue perlu waktu," ucap Kenzo dan berlalu pergi.
Jimmy menghela nafas, dan matanya tertuju pada papa Kenzo.
"Kasian om Arka," batin Jimmy. Kemudian pergi menyusul Kenzo keluar.