Chereads / HARTA TAHTA VIRA / Chapter 23 - Dokter kasih Isyarat Ayah vira untuk segera pulang

Chapter 23 - Dokter kasih Isyarat Ayah vira untuk segera pulang

Matahari baru saja terbenam, sudut sudut kampung mulai gelap menyelimuti sepanjang jalan hanya ada beberapa pancaran lampu lampu di tiap tiap rumah dan beberapa lampu jalan yang nyala. sebenarnya sering saat waktu shalat magrib tiba, ilham shalat berjamaah dengan mama dan adiknya namun Malam itu ilham shalat magrib sendiri dan tak menunggu adik dan mamanya.

" ma ilham udah sholat duluan, ntar mama jamaah sama ara aja ya, "

" lo kok nggak nunggu mama sih ham, kenapa malah sholat sendirian"

" hehe maaf ma, ilham keburu keluar, ntar kemaleman kalo sholatnya nunggu mama "

sudah menjadi kebiasaan rutin, ilham di rumah selalu menjadi imam untuk mama dan adiknya di setiap shalat lima waktu di rumah.

" emang kamu mau kemana sih ham, sampek kamu nggak sempat buat sholat jama'ah dulu"

"ilham mau ke rumah sakit ma, jenguk ayah vira, "

" ayah vira masih di rumah sakit ? "

" masih ma"

"ya udah salam aja ya buat ayah ibuknya vira, semoga ayah vira lekas sembuh dan boleh pulang"

" Amin...."

ilham mengangguk mengiyakan pesan mamanya dan pamit keluar. tak lama saat ilham keluar membuka pintu depan rumah terdengar suara sepeda motor doni sudah datang.

" yok ham,"

suara lantang doni dari luar rumah, ajak doni yang masih di atas motor, melihat ilham sudah siap mesin motornya masih tetap hidup dan tak di matikan. dengan kemeja andalanya yaitu kemeja kotak kotak coklat dan silver dan celana jins pres body serta aroma parfum casablanca warna hitam ilham siap menjenguk ayahnya vira dan bertemu dengan vira. segera doni melajukan sepeda motornya ke arah rumah sakit dengan penuh semangat karna doni berharap malam itu ia bertemu lagi dengan cewek barista di cafe biasanya. saking semangatnya doni mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, ilham memeperingatkan doni namun kelihatannya doni menganggap ini hal biasa.

Dokter memeriksa pasien pasien setiap kamar, tiba saatnya ayah vira di periksa, malam itu Dokter masuk ke kamar dan di dampingi oleh dua perawat.

"gimana pak reza, lukanya masih sakit ?"

" Alhamdulillah udah nggak sakit dok, cuman tinggal sedikit nyeri aja"

" makanya gimana? "

" sudah habis banyak makanya dok, lidah saya juga udah bisa ngrasain manis pahitnya makanan"

" itu artinya pak reza sudah membaik dan kalau sampai besok pagi kondisi pak reza masih tetap seperti ini, maka besok pagi pak reza sudah boleh pulang"

Dokter menjelaskan kondisi pak reza sambil memeriksa bagian dada dengan alat periksanya.

" Alhamdulillah akhirnya ayah sudah boleh pulang buk, "

" iya vir, mudah mudahan besok ayah mu sudah boleh pulang, "

"Amin,,, "

setelah itu dokter meninggalkan ruangan dan kedua perwat pun mengikutinya berjalan di belakang dokter menuju bilik kamar pasien yang lain, sesekali dokter melontarkan senyuman pada pasien pasien yang ada di kamar sebelah saat dokter melintas di antara mereka, memang salah satu kebiasaan dokter di rumah sakit itu, memiliki pelayanan yang meyakini bahwa selain mengobati secara medis seorang Dokter harus murah ssnyum dan selalu berkesan ramah dan menghibur karna pasien butuh dorongan mental atau psikologis yang menghibur pikiran mereka, karna salah satu sumber kesehatan itu adalah dari pikiran kita, maka saat pikiran sering terhibur dengan suasana sekitar maka akan lebih membantu kesembuhan pasien.

" hore Ayah, besok udah boleh pulang"

" iya vir, makasih ya nak, vira udah nemenin ayah selama ayah terbaring di rumah sakit. "

" bukan vira yah, tapi ibuk yang selalu ngurusin ayah, vira mah cuman nemenin aja, hehe"

" iya deh, ibuk mu juga, trimakasih kalian semua, istri dan anak ku, sudah setia mendampingi ku saat aku terbaring tak berdaya di atas ranjang"

di luar ruangan dari cela jendela ilham dan doni menyaksikan suasana haru yang menyelimuti ruangan itu, hampir saja membuat ilham dan doni tidak jadi masuk untuk menjenguk, mereka ikut merasakan harunya suasana itu. saat mereka hendak beranjak meninggalkan ruangan, untung saja vira sempat menoleh ke arah luar jendela dan melihat mereka berdua membalik putarkan arah mereka dari ruangan ayahnya itu. bergegas vira berlari keluar menyusul ilham dan doni.

" ham,,, ham "

panggil vira berkali kali, mulai masih membuka pintu sampai ia sudah dekat dengan mereka, ilham dan doni pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah belakang.

" kalian mau kemana, kok nggak masuk jenguk ayah vira? "

" iya vir, " jawab ilham bingung mau ngomong apa saat vira nanya kenapa mereka nggak jadi masuk.

" iya vir, maaf kami tadi emang niatnya mau jenguk ayah mu, cuman saat kami sampai di luar dan hendak masuk, kami melihat dari luar kalian sedang,,,," doni mencoba menjelaskan pada vira namun saat hendak menjelaskan lebih detail lagi kata katanya terhenti, doni merasa nggak tega mengucapkan.

" oh gitu, trus udah sampai sini ngapain juga kalo nggak masuk, malah mau pulang kan rugi juga kalian, jauh jauh dari rumah mau jenguk ayah, eh udah sampek tinggal masuk aja malah putar balek. ya udah ayok kita masuk, "

vira mengajak ilham dan doni masuk, dan tetap menunjukan sikap tegarnya, menunjukan pada mereka bahwa mereka semua baik baik saja.

ilham dan doni masuk dan mengucapkan salam pada ayah dan Ibuknya vira, seraya bersalaman dan mencium tangan ibuk dan ayahnya vira.

" Bagai mana keadaanya sekarang om? "

"Alhamdulillah udah membaik ham, kata dokter InsyaAllah besok om sudah boleh pulang"

" Alhamdulillah om, ikut senang dengarnya"

semua yang ada di ruangan itu ikut tersenyum bahagia.

" berarti vira besok udah mulai masuk sekolah lagi dong " doni menghentikan tawa bahagia itu.

" ya belum lah don, kan baru besok pulangnya, " jawab ilham geram, sambil menarik tangan doni dan mengatakan itu nempel ke telinga doni.

doni pun, tersenyum malu menoleh ke semua pasang mata di ruangan itu.

" iya don Alhamdulillah aku udah bisa masuk sekolah lagi tapi belum besok, mungkin lusa aku masuk sekolah, "

vira menjawab tentang pertanyaan kapan dia mulai masuk sekolah dengan menenangkan semua pihak, sehingga ruangan menjadi kembali tenang.

sesaat setelah itu ilham berjalan menuju kursi yang biasa di sediakan untuk saudara pengunjung pasien di dekat pintu, ilham duduk di situ mengambil handpone dari saku celananya, dan vira pun mendekati duduk di sebelah ilham.

" perasaan baru beberapa hari ya kamu nggak masuk vir, tapi rasanya udah lama banget kamu nggak masuk sekolah"

" cie kangen ya"

vira justru mulai berani meledek ilham di hadapanya tanpa menganggap ucapan ilham itu adalah ucapan serius.

" ehh,, ge er banget kamu, "

"nah itu buktinya, kamu nanyain aku, kayak udah lama banget "

" ya nggak gitu vir, kayak ada yang kurang aja, kalau kamu nggak masuk"

Apakah jadi boleh pulang, ayah ilham besok,,,,,?

lanjut bacanya yuk,,