Tak lama kemudian barista yang menyodorkan menu makanan dan minuman tadi, datang dengan membawa pesanan mereka. dengan mahirnya berjalan melikuk likuk di antara pelanggan pelanggan lain, kedua pasang mata doni memperhatikan barista itu dengan fokus, saking fokusnya sampai tak sadar kalau mulutnya ngowoh, pemandangan itu justru mencuri perhatian pada semua pelanggan yang ada, semua mereka memandang doni yang terngowoh ngowoh melihat barista cantik itu mengantarkan pesanan.
" aw,, "
Teriak doni menjerit kesakitan, sambil mendapati kaki kirinya dengan kedua tanganya, ternyata kakinya sengaja di injak oleh ilham.
" apa'an sih kamu ham, sakit tauk main injek injek aja kaki temenya"
" apa,,? tuh liat semua orang liatin kamu"
doni menoleh ke semua arah pandangan ternyata betul, hampir semua melihat ke arahnya, sehingga ia merasa malu dan agak menundukkan kepalanya, sambil melontarkan senyuman pada semua orang. gelak di sambut tawa menggelitik dari semua orang yang ada di cafe itu.
" permisi pesanan sudah siap, "
" makasih mbak, maaf mbaknya baru ya jadi barista di sini?"
" nggak juga sih mas, udah ada setahunan lebih, emang ada apa ya mas? "
" hehe, nggak mbak saya kok baru liat ya, mbak yang biasanya nggak masuk ya mbak? "
" ha,, mbak yang biasanya yang mana ya mas,? "
" ya yang biasanya nganterin menu "
" maaf mas, temen kami di kariawan sini ada sekitar dua puluh tuju kariawan lebih, jadi saya nggak tau kalau masnya nggak nyebutin siapa namanya, permisi mas" lalu barista itu pergi.
Saat ilham mencoba membantu doni untuk mencari informasi tentang barista yang maksud dengan bertanya pada barista yang mengantarkan makanan dan minuman yang mereka pesan, justru Doni masih terdiam dan agak canggung setelah semua orang melihatinya dia masih belum tau karna apa mereka melihatinya sampai sebegitu kompaknya.
"don, kamu kenapa sih, kok malah jadi diem diem gitu"
" iya ham, aku masih nggak habis fikir, kenapa orang orang tadi, sampai melihati aku Sebegitunya"
" ah kamu don, bisa bisanya kamu nggak nyadar kenapa orang orang tadi pada ngliatin kamu, kamu itu tadi las liatin barista dateng kamu ngowoh, nah ntah kenapa kebetulan ada salah satu anak yang liatin kamu dia ketawa dan akhirnya tau dia ngetawain kamu semua orang ikut liat kamu ngowoh, "
" ha, masak sih aku tadi ngowoh ham, "
" ah udah lah, sekarang gimana nih, udah kutanyain ke barista yang tadi, dia nggak tau kalo kita nggak nyebutin nama, "
" iya trus gimana ya ham, "
Mereka terus berbincang bincang seputar bagai mana caranya buat nemuin barista yang doni maksud, sampai larut malam saat pelanggan sudah pada pulang satu persatu, mereka masih tetap di tempat duduk mereka.
ternyata saat pelanggan sudah mulai pulang di situlah barista barista di cafe itu keluar mengambil dan merapikan perkakas yang di pakai memesan oleh pelanggan di setiap meja.
" nah itu dia yang aku tunggu tunggu, "
" mana,,?"
" akhirnya ketemu juga ham, "
ucap doni sambil menunjuk ke arah cewek barista yang ia maksud.
" iya jugak,,"
" gimana ini ham, "
saat cewek itu muncul justru doni malah gemeteran. kebetulan cewek itu membersihkan meja di dekat mereka duduk. semakin mendekat doni semakin tambah gemeteran. ilham menyenggol ngenggol kaki doni dan menggerak gerakan alis matanya memberi isyarat ke doni agar segera berusaha kenalan dengan barista itu.
"buruan don, "
namun doni tetap saja diam nggak berani buat kenalan.
" hai,, kamu yang kemaren itu kan, ?"
ilham menyapa cewek barista itu. namun cewk itu menoleh ke arah ilham, lalu menoleh ke kiri dan kananya ia memastikan bahwa bukan dia yang sedang di ajak ngobrol sama ilham, namun nyatanya hanya dia yang ada di hadapan ilham sehingga cewek barista itu terdiam dan mengisyaratkan tanganya ke dadanya, isyarat menanyakan ke ilham apakah sedang mengajak bicara denganya. ilham mengangguk mengiyakan isyarat itu.
" iya kamu, kamu yang kemaren nganterin kopi ke kami itu kan? "
" maaf mas, ya setiap hari kerjaan saya emang buatin dan nganterin kopi ke pelanggan yang datang, mas siapa? "
" kenalin aku ilham, "
ilham mengulurkan tanganya ke barista itu dan di sambut dengan barista itu dengan menyebutkan balik namanya.
" nova,,"
" oh iya, boleh minta no wa nya"
" buat apa mas,? "
" ilham, Jangan mas"
" iya"
" ya biar punya no mu lah, masak iya buat ku jual, hehe. boleh?"
" iya boleh "
walau sedikit ragu nova si cewek barista itu memberikan no wa nya pada ilham.
setelah memberikan no wa nya, nova segera melanjutkan tugasnya yaitu membersihkan semua perkakas yang ada di meja yang sudah kosong pengunjung.
ilham menyimpan no wa si nova cewek barista di daftar kontak hp nya.
" sini aku minta ham, "
" haha, doni doni kamu ini ya, udah ngotot buat ke kafe ini bela belain cepet cepet ngajak pulang dari rumah sakit biar bisa ketemu cewek, eh giliran udah ketemu malah ciut nyali mu, bukanya malah nanyak malah diem aja"
" udah lah sini nomornya ga usah banyak omong kamu ham,"
ilham memberikan handponya ke doni dan doni pun mencatat nomornya nova ke ponselnya. malam pun semakin larut, mereka berdua segera berdiri dan pulang. mereka pulang dengan membawa hasil yaitu sudah dapet nomornya barista yang doni maksud.
Keesokan harinya, saat mentari terbit dari ufuk timur dan mulai menerangi ke seluruh penjuru dunia. vira dan ibuknya mulai berkemas menyiapkan barang barangnya untuk segera pelang dari rumah sakit.
" buk nanti kita pulang jam berapa ya,? "
" ibuk belum tau nak, kita tunggu apa kata dokter nanti ya, yang penting kita udah siap siap. "
" vira udah nggak sabar, ngerasain empuknya kasur rumah "
tak lama kemudian petugas OB rumah sakit datang ke ruangan mereka, dan hendak membersihkan ruangan itu. semua orang di minta untuk keluar kecuali pasien, vira dan ibuknya terpaksa keluar ruangan. sedang ayahnya vira sudah duduk di meja pembaringanya ia sudah merasa bosan untuk tidur terus selama di rumah sakit. setelah petugas selesai membersihkan ruanganya, semua keluarga yang menjaga pasien di perbolehkan untuk masuk kembali menemani pasien, vira dan ibuknya segera bergegas masuk kembali menemani ayahnya.
" hore kita hari ini pulang yah ,"
ucap vira ke ayahnya gembira, ayahnya tersenyum lebar melihat anaknya gembira. ibuknya menyuruh vira untuk menghubungi pamanya, untuk menjemput mereka hari itu.
tut tut,, " Asalamualaikum pagi paman, "
sapa vira di dalam telfon saat pamanya mengangkat telfonya.
" pagi juga vir, gimana ayahmu vir, "
"Alhamdulillah sudah sehat paman, ini makanya vira nelfon paman mau minta tolong nanti buat jemput vira dan ayah ke rumah sakit "
"Alhamdulillah iya vir, "
Saat menunggu Dokter datang pagi itu vira mandi di kamar mandi rumah sakit terlebih dahulu, agar saat pulang badanya sudah fress.
kira kira mereka sudah boleh pulang apa beluk ya oleh Dokter,,,, ?