" Trus ayah mu kemana vir,, ayah mu itu udah pergi jemput kamu sejak jam 11 : 45 tadi vir. "
" ibuk serius,? trus kenapa hpnya ayah nggak aktif buk. ayah tadi bawa hp apa nggak buk ?"
" nggak tau ibuk, coba kamu liat di meja tv, biasanya ayahmu naruh hpnya di situ. kalo di situ nggak ada berarti ayah mu bawa hp "
vira bergegas mencari hp ayahnya di meja tv, dan setelah di cari tidak ada hp di meja tv, bahkan bukan hanya di meja tv, vira mencari di setiap sudut rumah. tapi tetap tidak di temukan hp ayahnya. itu artinya ayahnya tadi keluar membawa hp, tapi kenapa kok nggak aktif? vira menjadi semakin panik saat ia tidak menemukan hp ayahnya, pikiranya kemana mana, khawatir telah terjadi sesuatu pada ayahnya. tapi di sisi lain ia tak ingin situasi seperti itu di ketahui dan ikut di fikirkan ibuknya, karna vira tau bahwa ibuknya memiliki riwayat penyakit jantung, pesen Dokter ibuk nggak boleh ngalamin situasi atau keadaan yang membuat hatinya shok.
dengan wajah yang setengah lesu, vira mencoba menguatkan dirinya untuk menemui ibuknya.
" gimana vir, ada hp ayahmu? "
" nggak ada ya buk, apa mungkin ayah masih mampir ke temenya ya? " ucap vira berusaha menutupi kegelisahan yang ia rasakan di hadapan ibuknya.
melihat wajah vira yang seperti menyimpan rasa kepanikan, Ilham yang dari tadi masih berdiri di dekat cendela rumah vira itu, ikut merasakan panik yang di rasakan oleh vira.
" mungkin ayahmu lagi ada urusan mendadak vir, sehingga nggak ngabarin kamu dan Ibuk mu. "
" iy mudah mudahan aja, nggak terjadi apa apa pada ayah. oh iya, ayo sampek lupa, masuk dulu ke dalam ham. "
" udah nggak usah vir, aku langsung aja ya, ntar kapan kapan aja aku main ke rumah mu" timpal ilham sambil berdiri di hadapan ibuknya vira dan mengulurkan tangannya hendak berpamitan, sepertinya saat itu dia lupa bahwa hari ini ia berangkat sekolah bareng adiknya.
setelah berpamitan dari rumah vira, ilham mengendarai speda motornya dengan pelan sambil tersenyum senyum sendiri, " mimpi apa aku semalam, hari ini mujur bener nasib ku, udah dapat no wa, nganter vira pulang lagi, nah kalo gini sekarang kan gak sulit aku deketin vira. "
di saat tengah hanyut dalam lamunanya ia melewati jalan, sesaat saat melihat ada anak anak berseragam SMP sedang berjalan pulang dan bercanda bersama teman temanya, ilham baru teringat kalau hari ini dia berangkat sekolah bersama adiknya.
" waduhhh,,, hari ini aku kan berangkat sekolah bareng ara, bisa habis aku di marain mama, " gumam ilham dalam hati.
seketika itu ilham melajukan sepeda motornya dengan kecepatan lebih tinggi, hampir semua kendaraan ia dahului. sesampainya di sekolah adiknya, terlihat suasana sekolah sudah sepi dan ilham tidak mendapati adiknya ada di sana. dia turun dari sepeda motornya mendekat ke pagar sekolah dan dia pandangi ke semua sudut halaman sekolah.
" pak anak kls 3 udah pulang ya pak? "
" udah, semua kelas udah pulang satu jam yang lalu "
" o iya makasih pak "
pikiran ilham semakin khawatir dan takut karna adiknya sudah pulang sejak satu jam yang lalu, yang menjadi kekhawatiran ilham adalah adiknya pulang sama siapa, atau pulang sendirian.
ilham pun langsung putar balikan motornya menuju arah rumah. di tengah perjalanan ia melihat adiknya sedang di bonceng teman cowoknya. seketika itu ilham mendekati dan menghadang motor yang di kendarai adiknya dan teman cowoknya.
" kak ilham, "
" ayo turun, pulang sama kakak "
tanpa menjawab apa apa lagi ara turun dan pindah ke motor kakaknya.
" em, ya udah her, makasih ya udah nganterin aku sampek sini sekarang aku bareng sama kakak ku ya her, "
" oke ara ga papa kok, lagian aku pulangnya kan memang ke arah sana"
" maaf udah ngrepotin kamu "
" oh nggak, justru aku senang kok bisa bantu temen, "
ilham memandangi heru teman ara dengan pandangan tidak suka. begitu juga dengan heru ia merasa tidak perlu mengatakan sesuatu apa pun pada kakaknya ara yang terlihat angkuh padanya.
" kakak ke mana aja sih dari tadi,? sekarang bilang makasih gih ke heru, untung ada dia, ara ada yang anterin coba nggak ada dia, ara bisa pulang jalan kaki " bisik ara di telinga ilham meminta pada kakaknya itu agar mau ngucapin trima kasih pada heru. tapi ilham tidak mendengarkan apa pinta adiknya.
" udah buruan naik,"
akhirnya dengan muka kesal ara naik ke sepeda motor kakaknya.
Hiruk pikuk suara kendaraan yang berlalu lalang di jalan depan rumah Vira, tidak bisa mengalihkan pikiran panik yang sedang di alami vira dan ibuknya. hp vira tiba tiba berdering kencang, sedikit membuyarkan pikiran panik vira, ia mengambil hpnya yang ia taruh di meja kamarnya. ternyata ada panggilan dari ilham.
" gimana vir, udah pulang ayah mu? "
suara ilham di sambungan telpon tersebut.
" belum ham, nggak tau nih ayah sebenarnya kemana sampek sekarang belum pulang juga belum ada kabar."
jawab vira dengan nada sedih.
" udah sampai jam segini kok belum ada kabar juga ya, apa perlu kita lapor polisi aja ya vir ?"
" udah nggak usah ham, kita tunggu aja dulu sampai ntar malam, kalo memang sampek ntar malam ayah belum pulang juga baru kita lapor ke pak Rt aja dulu. "
" oh gitu ya, ya udah kita berdoa aja buat ayah mu semoga nggak ada terjadi apa apa padanya "
" Amin,,,," sahut vira seraya berpamitan dan mematikan telfonya.
kali ini ibuknya vira tak lagi banyak berkata pada vira, kondisi tubuhnya saja terlihat lemas dan tak berdaya.
kali ini vira terus mantengin hpnya dan mencoba menghubungi no teman teman ayahnya, salah satu di antara no yang di hubungi vira memberi informasi bahwa ayahnya tadi sekitar jam 11 mampir ke rumahnya, namun setelah itu saat mendekati jam 12 ayahnya beranjak berpamitan untuk menjemput vira. dari informasi itu sedikit membuat vira menghempaskan nafas panjangnya.
" kalo ayah udah menuju ke sekolah jam 12 itu artinya besar kemungkinan ayah udah sampek sekolah dong, tapi kenapa saat vira nunggu tadi ayah nggak ada di sekolah. " gumam vira dalam hati.
Tak lama setelah itu, tiba tiba ada suara mobil berhenti tepat di depan rumah vira. bergegas vira keluar rumah melihat ke mobil yang parkir di depan rumahnya.
" permisi, benar rumah p. Reza? "
ucap salah satu orang berseragam rapi yang keluar dari dalam mobi itu.
" iya pak, benar ini rumah kediaman bapak Reza, ada apa dengan ayah saya ya pak? " vira timpal bertanya dengan penuh harapan bahwa ayahnya tidak lagi dalam masalah.
siapakah orang yang datang ke rumah vira dan menanyakan tentang alamat rumah ayahnya, dan Apakah sebenarnya yang terjadi pada ayah vira...?