Sore itu di rumah sakit, vira sudah kelihatan letih dan jenuh, karna sudah beberapa hari ini dia tak bisa bertemu dengan teman temanya di sekolah dan hanya berada di ruangan yang hening.
" kasian kamu vir, udah berapa hari kamu harus tidak masuk sekolah demi ayah"
ucap ayahnya dalam hati sambil mengelus elus kepala vira saat vira terlelap di dekat dadanya.
kondisi ayah vira sebetulnya sudah mulai membaik tinggal tahap pemulihan saja, ibuknya vira pun selalu mendampingi dan tak peenah lelah memberikan semangat untuk kesehatan sang suaminya itu.
" yah, waktunya sarapan dan minum obat, " ucap ibuknya vira sambil membawa jatah makan dari rumah sakit, vira pun terbangun dan membantu menyiapkan makan ayahnya. vira meminta pada ibuknya biar dia saja yang menyuapi ayahnya. di saat sedang menyuapi ayahnya tiba tiba dari luar ruangan ada suara orang berjalan menuju kamar ayahnya. vira sejenak terdiam dan memperhatikan perlahan langakah kaki tersebut, hingga saat suara langkah kaki itu semakin mendekat ke pintu kamar ayahnya. benar adanya, ternyata ada orang yang membuka pintu memberi salam dan permisi untuk masuk.
" ya Ampun,,, kalian, kok nggak kabar kabar kalau mau kesini, " sontak suara vira girang gembira saat tau bahwa orang yang masuk ke kamar dan menjenguk ayahnya adalah kedua sahabat dekatnya.
" iya maaf vir, kami nggak ngabarin."
vira menyambut sahabatnya dengan pelukan hangat, seperti kemarau panjang yang di guyur gerimis. rindu yang terobati selama beberapa hari mereka tidak ketemu akhirnya sore itu mereka bertemu. ibuknya vira juga menyambut hanyat kedatangan mereka berdua. Ayahnya vira ikut merasa bahagia, saat melihat anaknya bertemu dengan sahabat sahabat dekatnya.
" oh iya kalain tadi kok udah tau kamarnya di sini ?"
" ilham, yang nunjukin tempatnya vir. "
" oh ilham, kirain dari mana kalaian tau"
" sebenarnya ilham ngajakin kami kemari ntar malem vir, tapi kami pikir kalo malem malem mana boleh lama lama di sini kami sama orang tua kami, oh iya gimana kondisi ayahmu sekarang vir? "
shinta menanyakan kondisi ayah vira saat ini.
" Alhamdulillah om udah mendingan kok, " belum sempat vira menjawab, ayahnya dengan terbata bata menjawab pertanyaan dari Shinta.
" syukurlah kalo gitu om, semoga lekas sembuh kembali dan segera boleh pulang ke rumah "
" Amin,,,, " sahut semua yang ada dalam ruangan.
" ilham udah kesini ya vir,? "
" iya udah, kemaren malam minggu itu, sama doni "
" tadi katanya ntar malem. mau kemari lagi mereka berdua "
" oh iya,? kok nggak nelfon ya, biasanya dia nelfon aku dulu kalau mau ke sini "
Hari semakin sore dan malam pun segera tiba, shinta dan nia pun berpamitan untuk pulang.
" ya udah vir, kami pamit dulu ya "
" iya shin, kalian hati hati ya di jalan, "
vira mengantar nia dan shinta sampai keluar rumah sakit. setelah mengantar temanya keluar vira kembali masuk dan tak lama kemudian ada Dokter masuk ke ruangan ayahnya.
" sore pak bagai mana sekarang, apa yang bapak rasakan ?,"
tanya pak dokter sambil menempel kan alat priksanya, ke dada ayahnya vira.
" Alhamdulillah dok, udah mendingan saya rasanya dok, ini luka di tangan dan kaki saya juga udah nggak sakit kayak kemaren, "
" Alhamdulillah, makanya gimana,? "
" udah enak dok, sekarang lidah saya buat makan juga udah bisa ngrasain manis pahitnya makanan dok "
" kalau sampai besok pagi keadaan pak reza masih stabil seperti sekarang ini, maka besok pagi pak reza udah boleh pulang, "
" Alhamdulillah,,," sahut vira dan ibuknya sambil mengusapkan kedua tanganya ke wajah.
" tapi ingat, walau nanti sudah di rumah, selama lukanya belum kering betul, pak reza harus tetap rajin minum obatnya dan tetap istirahat ya, nggak boleh banyak aktifitas dulu."
" iya dok,"
Setelah itu dokter meninggalkan ruangan dan menuju ruangan lain untuk memeriksa pasien pasien yang lain.
vira dan kedua orang tuanya terlihat raut wajah yang sumringah.
"Alhamdlillah ya buk, ayah udah boleh di bawa pulang, itu artinya vira bisa segera masuk sekolah lagi"
" iya vir, ayahmu udah sehat "
" tapi besok vira kalau sekolah brangkat sendiri dulu ya nak "
ucap ayahnya menyaut percakapan vira dan ibuknya.
" iya ayah, udah pokoknya ayah istirahat aja di rumah sampai bener bener sehat betul itu lukanya. masalah ngantar vira sekolah gampang yah, nanti vira bisa brangkat sendiri atau bareng Temen temen vira" ucap vira meyakinkan ayahnya untuk tidak memikirkan masalah ngantar sekolah.
Sore itu ilham dan doni bermain sepak bola di lapangan biasanya mereka bermain di dekat rumah mereka. hampir setiap sore selama tidak ada urusan yang penting mereka selalu bermain dan berlatih sepak bola di situ, sampai sampai doni terlihat seperti saat ini yaitu menjadi pemain andalan mewakili sekolah itu tak lain karna hasil dari ke aktifan doni dalam berlatih dan selalu berlatih. walau permaianan ilham tak se bagus permainan doni, namun ilham tak patah semangat ia juga rajin berlatih, karna menurutnya latihan bermain sepak bola selain untuk memahirkan dalam bermain juga untuk olah raga rutin, sehingga tubuh menjadi sehat dan berisi.
"udah yuk don sore nih, kita pulang"
" oke ham, bentar ya,"
Sahut doni dari kejauhan sambil masih menggiring giring bola, memainkan operan operan kecil dari lawan lawan mainya di tengah lapangan.
sedang ilham sudah ke pinggir garis lapangan dan duduk di antara teman teman lainya yang sudah istirahat sejak tadi. mereka Semua adalah anak anak kampung sekitar, ada yang satu sekolah sama ilham dan ada juga yang sekolah di tempat lain, mereka salalu absolut untuk berlatih bersama, karna menurut mereka selain berlatih mereka dapat selalu bertemu teman di lapangan, beda dengan anak anak yang tidak ikut latihan sepak bola, mereka akan jarang bertemu teman temanya setiap hari.
" yuk ham "
doni berlari mendekat pada ilham.
" ntar malam jadi ya, "
" siap, habis magrib kan,? "
" yoi bro"
Doni menyalakan sepeda motornya ilham segera naik dan mereka segera pulang dari lapangan.
" oh iya ham, bay the way nanti kita ngafe di tempat biasanya kan,?
" Ah kamu don, ada maunya aja kamu semangat "
" ya gimana, namanya juga usaha, kata mu suruh usaha buat dapetinya."
rencananya ilham malam itu akan menjenguk ayahnya vira lagi sekalian akan menceritakan apa yang siang tadi ia lihat mengenai tentang Robert, sebenarnya sudah hampir ia telfon dan ceritkan pada vira namun ia takut kalau hanya lewat telfon vira akan salah faham dan menilai negatif pada ilham.
sebab ini merupakan hal yang sangat serius yang harus vira tau, terlepas nanti tanggapan vira biasa saja atau mengambil sikap itu tak terlalu di fikirkan oleh ilham.
Kira kira apa nanti, tanggapan vira saat tau info tentang Robert ,,,,,,?