Lima belas menit telah berlalu, belum juga ada tanda-tanda dari dokter, dan suster akan kondisi Marcella. Gavin terlihat sangat gusar, ia duduk di kursi tunggu dengan tangan menopang dagu.
"Gavin ... kau jangan terlalu mengkhawatirkan Marcella. Ayah yakin dia akan baik-baik saja!" ujar Sutedja menepuk pundak putranya berusaha meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Gavin mengusap wajahnya kasar. "Bagaimana bisa saya tidak mengkhawatirkannya Ayah ... Gavin terlalu menyayanginya!" lirih Gavin.
Perlahan Gavin bangkit, dan menatap Marcella dari balik pintu kaca. Tidak terasa Gavin meneteskan buliran bening.
Ketakutan akan kehilangan Marcella kian menghantui dirinya. 'Semoga kau segera mengingat semuanya Cell, aku sedih bila harus melihatmu terus seperti ini!' batinnya menatap sendu pada perempuan yang dicintainya.
Pak Sutedja merasa prihatin dengan kejadian ini, lantaran kejadian ini membuat Putra semata wayangnya itu bersedih.