Jam 9 malam, Claire baru keluar dari Kantornya, Beberapa hari masuk Kantor lagi cukup membuat Claire merasa lelah.
Claire pulang menggunakan taxi online, mobil Kantor yang biasa Claire gunakan sudah rusak, dan bukan tidak diberikan mobil baru.
Claire menolaknya, Claire ingin mencoba cara baru dengan menggunakan taxi online, Claire juga takut jika harus menyetir sendiri seperti waktu dulu.
Sepanjang perjalanan Claire terdiam memikirkan tentang dirinya sendiri, makin kesini Claire merasa tidak lagi senyaman dulu berada di Kantor.
Malam ini Claire lembur, sepi tanpa ada karyawan lain, bahkan Annisa pun tidak turut menemaninya.
Claire merasa nyaman dengan kesepian itu, merasa tenang dan merasa memiliki hidupnya sendiri.
Berbeda dengan saat siang hari yang ramai karyawan, Claire merasa risih meski pun Claire berada di ruangannya sendiri.
Lamunan Claire pecah saat taxinya berhenti karena lampu merah, Claire mendengar jeritan dari luar sana.
Claire melihat sekitar mencari asal suara itu, apa itu benar atau sekedar salah dengar saja.
Claire melihat helm yang terlempar dari semak disana, Claire mengernyit karena suara itu terdengar lagi.
"Itu ada apa sih pak, bapak dengar suaranya ?"
"adisini sudah ramai cerita neng, memang suka ada pemerkosaan"
Claire terdiam saat mendengar jeritan itu lagi.
"Lalu kemana orang-orang ?"
"Tidak ada yang peduli neng, soalnya terkadang hal itu dilakukan oleh sepasang kekasih juga, mungkin baru pertama kali melakukan jadinya berisik seperti itu"
Claire kembali diam, jeritan seperti itu bukan karena pengalaman pertama.
Claire tidak suka dengan jeritan seperti itu.
"Pak saya turun disini saja"
"Kenapa neng, rumahnya masih jauh"
"Gak apa-apa, kasihan wanita itu"
Sopir taxi itu berbalik dan menatap Claire, apa maksud ucapannya.
"Saya bayar kok pak, tenang saja"
Claire membayar tagihannya karena memang akan turun disana.
"Neng bahaya neng, itu bukan main-main neng, gak akan ada yang mau nolong"
"Tidak apa pak, saya pasti baik-baik saja"
"Neng"
Claire tak peduli dengan panggilan supir taxi itu, bersamaan dengan Claire yang keluar, lampu lalu lintas juga berganti hijau sehingga sopir itu tidak bisa menahan Claire.
Claire berjalan perlahan mendekati sumber suara, Claire kaget saat mendengar wanita itu kembari menjerit.
Tanpa ragu Claire melihat balik semak itu, keduanya tampak kaget.
"Tolong .... tolong saya"
"Diam kamu"
Bentaknya pada wanita itu, Claire mengernyit, ternyata itu memang bukan jeritan karena pengalaman pertama.
Dia memang sedang dilecehkan sekarang, Claire kembali teringat dengan nasib malang yang menimpanya dulu.
"Untuk apa kamu kesini, pergi sana"
Lelaki itu juga turut membentak Claire, Claire tersenyum mendengarnya.
"Apa yang akan kamu lakukan sama wanita itu"
"Bukan urusan mu, dia adalah wanita ku, dia harus mengikuti apa kemauan ku"
Claire mengangguk paham, tapi apa tidak bisa dengan cara yang lebih baik lagi.
Harusnya lelaki itu merayu dengan lebih manis lagi, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan seperti itu.
"Pergi saya bilang"
"Lepaskan dia sekarang"
Lelaki itu semakin menguatkan tahanannya pada wanita dihadapannya, Claire memejamkan matanya sesaat.
Satu laki-laki saja dia tidak bisa melawannya, apa lagi Claire waktu itu yang harus dihadapkan dengan banyak lelaki.
"Lepaskan dia"
Lelaki itu bangkit dan balik menarik lengan atas Claire.
"Berani kamu macam-macam disini"
"Apa masalahnya, kamu fikir dengan cara memaksa seperti itu, kamu akan dapat kepuasan yang kamu cari"
"Alaaah berisik sekali, pergi sana"
Claire didorong begitu saja, tapi Claire bisa menahan tubuhnya untuk tidak terjatuh.
"Kita cari saja tempat lain"
Lelaki itu menarik wanitanya dengan kasar, membuatnya meringis dan semakin ketakutan.
Claire berlari dan berdiri menghalangi jalan mereka, lelaki itu tampak sangat kesal dengan Claire sekarang.
"Berapa uang di dompet mu sekarang"
Dua orang itu mengernyit mendengar pertanyaan Claire.
"Tidak ada yang gratis, tapi dengan memaksa seperti itu tidak akan ada kepuasannya, keluarkan semua isi dompet mu dan berikan padaku, tapi kamu lepaskan wanita mu itu, biar aku yang menggantikannya"
Lelaki itu terdiam tak percaya dengan apa yang didengarnya, wanita cantik dengan tubuh indah dan penampilan menarik itu, dengan sadar menawarkan dirinya sendiri untuk ditukar dengan uang.
"Kenapa diam, aku bisa lebih memuaskan mu dari pada wanita ini, tanpa harus susah payah memaksa"
Lelaki itu tersenyum dan mendorong wanitanya hingga terjatuh, menarik Claire untuk menciumnya.
"Tenanglah dulu .... aku tidak suka tempat seperti ini"
Lelaki itu lantas menarik pergi Claire meninggalkan wanita tadi, Claire melirik wanita itu dan tersenyum.
Claire mengangguk padanya dan berisyarat memintanya untuk segera pergi, dengan segala ketidak pahamannya, wanita itu bangkit dan pergi meninggalkan tempatnya.
Membiarkan Claire pergi bersama kekasihnya tadi, wanita itu sudah cukup ketakutan dan tak mungkin bisa menolong Claire.
"Naik"
Claire meliriknya sekilas, lantas naik ke motor dihadapannya.
Motor itu melaju kencang, Claire refleks memeluk lelaki itu dengan sangat erat.
Claire takut jika sampai terjengkang, Claire tidak ingin harus tersiksa menahan sakit lagi.
Kecuali kalau memang Claire bisa langsung mati, mungkin Claire akan bisa lebih menerimanya.
Sepanjang perjalanan Claire tidak sedetik pun membuka matanya, Claire terdiam dengan ketakutannya karena laju motor yang teramat kencang.
Sampai motor itu berhenti, Claire tidak juga melepas pelukannya dan membuka matanya, Claire masih diam dengan posisinya itu.
"Cepatlah, kenapa buang-buang waktu seperti ini"
Claire membuka matanya dan melepaskan pelukannya, lelaki itu turun dan langsung menggendong Claire memasuki sebuah rumah.
Besar dan memang mewah, dibawa ke rumah siapa Claire sekarang .... apakah rumah milik lelaki yang menggendongnya sekarang.
Benarkah dia seorang keturunan kaya raya, kenapa bisa melakukan hal itu di semak pinggir jalan.
Rumahnya kosong, sepertinya ART pun tidak ada disana, Claire dibawa naik ke lantai atas.
Claire sedikit tersenyum mendengar nafas lelaki itu yang sepertinya merasa berat karena beban tubuh Claire.
Lelaki itu membawa Claire memasuki salah satu kamar, gelap sekali .... hanya ada cahaya masuk dari celah pintu yang terbuka.
Claire diturunkan, kaki Claire beradu entah dengan apa itu, lampu menyala dengan terangnya, dan lelaki itu telah mengunci pintu kamarnya.
Claire melihat belakang, rupanya Claire terkena tempat tidur disana.
Claire tersentak saat tubuhnya tiba-tiba saja di dorong hingga terjatuh ke kasur, Claire menoleh dan melihat lelaki itu menatapnya dengan penuh nafsu.
Claire tersenyum .... sekarang sudah tidak ada rasa takut dalam diri Claire ketika berhadapan dengan lelaki seperti ini.
Entah apa alasannya tapi itulah yang Claire rasakan, Claire merasa kalau saat ini Claire akan kembali mendapat kebahagiaan bersama lelaki yang tidak dikenalnya itu.
Claire mundur menahan lelaki itu saat hendak menciumnya.