Lagi. Rachel menelan salivanya dengan susah payah. Tangan kanannya mengepal di bawah meja rias.
Sungguh, kenapa ia jadi deg-deg-an padahal Garrel sudah biasa mencium bibirnya dan kenapa harus meminta izin dulu?
Dengan gugup, Rachel mengangguk pelan. "Boleh," jawabnya sambil menatap Garrel di sampingnya.
Terukir senyuman tipis di wajah Garrel. Manik matanya pun mendarat pada bibir pink Rachel. Perlahan ia mendekatkan wajahnya pada wajah Rachel sambil memejamkan mata hingga bibirnya dengan bibir Rachel bertemu.
Rachel mulai memejamkan matanya saat ia merasakan bibir Garrel mulai melumat lembut bibirnya. Ia pun sesekali membalas lumatan Garrel.
Beberapa detik kemudian Garrel melepaskan tautan bibirnya dengan Rachel. Ia menatap wajah Rachel dengan lamat.
Tangan kekarnya menyelipkan poni panjang Rachel di belakang telinga.
"Bekasnya udah terhapus. Jangan biarin ada orang yang taruh bibirnya di bibir kamu selain aku because you are mine," ucap Garrel dengan suara beratnya.