"Ayo, ke lab kimia."
Arga mengerjap pelan ketika sebuah buku mendarat di depan meja nya. Laki-laki itu mendongak, melihat Ben sedang berdiri di depan nya. Ben memiringkan kepalanya sedikit kemudian mengernyit. Arga mengabaikan tatapan itu dan mengambil buku kimia nya. Sejak tadi dia memang tidak konsentrasi belajar. Sebab nya adalah dia masih khawatir dengan
Dea. Tampak nya semalaman gadis itu menangis karena memikirkan masalah mereka kemarin.
Arga kemarin tidak mengajak nya chatting seharian. Semata-mata karena laki-laki itu pikir Dea butuh waktu sendiri. Tapi mungkin seharus nya Arga mengajak gadis itu chatting kemarin, dia sedikit menyesal tidak melakukan nya. Apalagi dengan kondisi Dea hari ini yang kelihatan seperti sangat lelah dengan mata yang sedikit bengkak. Bahkan senyum yang gadis itu berikan pada Arga juga terlihat terpaksa.
Sejujurnya, Arga benci melihat senyum terpaksa Dea.