"Aku punya teman, dia laki-laki. Ah bukan, dia sebenarnya kakakku, tapi aku dilarang
memanggilnya kakak."
"Kenapa seperti itu? Kakakmu orang jahat ya?"
"Bukan. Dia baik kok, dia selalu nemenin aku, kemanapun aku pergi dia pasti ikut."
"Sekarang dia dimana?"
"Pergi. Sepertinya membenciku, dia bahagia tanpa aku."
"Itu sama aja, dia jahat!"
"Dia kakakku!"
Kiara refleks menutup mulutnya. "Maaf, Ra. Abisnya aku kesal sama kakak kamu, kok dia seperti itu sih? Memang salah
kamu apa?"
Cliera mengendikkan bahunya, "entah. Aku juga belum tau kenapa sampai sekarang dia masih membenciku. Tapi aku senang, tahun ini dia kembali lagi ke Jakarta. Aku
jadi gak sabar pengen ketemu dia."
Kiara tersenyum haru mendengarnya, pasti Cliera sangat menyayangi kakaknya itu, wajahnya saja berseri saat mengatakan kakaknya akan kembali. Semoga saja dia bisa bertemu kakaknya, pikir Kiara.
"Ah iya, Kiara, gimana kondisi kamu? Ada perkembangan?"