Rayhan tidak mengerti, kenapa semuanya jadi begini? Dulu, dirinya banyak merasakan bahagia karena seorang gadis yang dia sayang.
Dan dalam sekejap semuanya berubah, seperti bagaikan mimpi bagi Rayhan. Kebahagiaan itu seakan hilang, lenyap berganti dengan luka yang membuat harus merasakan kesedihan seperti sekarang ini.
Rasanya baru kemarin dia melihat Cliera yang selalu kesal padanya, bahkan Rayhan masih mengingat saat awal pertama kali mereka bertemu.
"Apaan sih, gak jelas! Udah sok kenal, sok tau lagi!"
"Gue gak kuat, Ray. Gue gak sanggup ngejalanin hidup gue!"
"Gue benci yang namanya janji!"
"Lo gak akan ninggalin gue kan, Ray?"
"Jangan pernah bosen gangguin gue ya, Rayhan?"
"Bangun, Ra. Kamu gak kangen sama orang tua kamu? Temen-temen kamu? Aku? Kita semua nungguin kamu, aku mohon buka mata kamu."
Tak ada yang bisa Rayhan lakukan, sekarang dia hanya bisa berdoa dan pasrah pada yang maha kuasa.