"GILANG, NAYA, MARK. KALIAN DIMANA?" teriakku memanggil teman-temanku. Beberapa menit berlalu, tak ada satu orang pun yang menghampiriku bahkan aku tak mendengar derap langkah mereka.
"HEI, KALIAN DIMANA?" teriakku lagi memanggil semua orang. Ya, yang bertugas di sini bukan hanya timku, tim yang lain juga mengatur tugas mereka masing-masing dan membantu timku untuk menyelidiki cottage ini. Tapi dimana mereka semua?
"La-latisha!" panggil seseorang. Aku langsung menoleh ke sumber suara. Ku lihat Adam berdiri. H-hei, bukankah dia sudah mati dengan keadaan tubuh yang sudah hancur? Lalu mengapa ia masih bisa memanggil namaku?
"La-latisha, tolong aku," ujarnya bersamaan dengan berjatuhnya kedua tangannya. Aku memundurkan tubuhku.
"La-latisha."