Chereads / You Must Die / Chapter 17 - Penolakan Cinta Part 2

Chapter 17 - Penolakan Cinta Part 2

29 September 2010

Astaga, aku tak menyangka jika Rico akan melakukan hal ini. Aku juga tak menyangka jika ia akan sekejam ini terhadap kedua orang tuaku. Semenjak penolakan hari itu, dia membawa kedua orang tuaku entah kemana. Sudah beberapa hari ini aku mencari keberadaan mereka, namun sampai saat ini aku tak menemukan apapun. Semua teman-teman dan aparat kepolisian juga tengah mencari keberadaan mereka. Aku rasa, semua yang aku lakukan akan percuma saja. Sepertinya Rico telah membawa kedua orang tuaku menuju tempat yang paling jauh dari kota ini. Ya Tuhan, tolong aku. Tolong temukan aku dengan kedua orang tuaku, janganlah Engkau menjauhkannya denganku. Berilah aku petunjuk, berilah aku kekuatan untuk terus mencari keberadaan mama dan papa. Sungguh Tuhan, aku tak akan bisa melakukan apapun jika tanpa kedua orang tuaku.

Kemana lagi aku harus mencari? Dimana sebenarnya lelaki sialan itu menyembunyikan kedua orang tuaku? Dan dimana dia sekarang? Semenjak menelponku dan memberi tahuku jika ia telah menculik kedua orang tuaku, ia tak pernah terlihat lagi. Nomor teleponnya pun sudah tak bisa ku hubungi lagi. Aku rasa dia telah hilang ditelan bumi.

15 Oktober 2010

Aku pergi ke kantor polisi untuk menanyai perkembangan pencarian kedua orang tuaku, namun mereka masih belum bisa menemukan dimana mereka. Aku tak tahu lagi apa yang harus aku lakukan, aku telah mencari mereka di kotaku. Apa mungkin Rico membawa orang tuaku ke luar kota? Atau bahkan luar negeri?

01 November 2010

Aku menangisi kedua orang tuaku, bahkan tadi malam aku memimpikan mereka. Mereka menatapku dengan tatapan sedih, wajah mereka pucat, dan pakaian yang mereka gunakan sangat putih. Aku berteriak memanggil nama mereka, namun mereka hanya diam sembari terus menatapku. Ada sebuah tembok penghalang yang tak terlihat ketika aku hendak mendekat ke arah mereka. Entah apa itu, hingga sampai aku terbangun dari mimpiku, aku masih memikirkannya.

05 Desember 2010

Setelah mencari ke sana kemari selama dua bulan lebih ini, akhirnya kedua orang tuaku bisa ditemukan. Mereka ditemukan di sebuah gudang tak terpakai. Kau tau dimana letak gudang itu? Gudang itu terletak di belakang rumah Rico. Astaga, sudah satu bulan lebih aku mencari kedua orang tuaku ke sana kemari, ternyata Rico menyembunyikannya di gudang miliknya. Dan yang lebih membuatku terkejut lagi adalah keadaan orang tuaku. Mereka sudah tak bernyawa. Mereka sudah membusuk dengan organ tubuh yang keluar dari tempatnya. Bau danur pun menyebar di seluruh penjuru gudang. Kau tau danur itu apa? Danur adalah air yang berbau busuk dari mayat yang sudah membusuk. Kau tau kan? Baunya itu luar biasa. Bau busuk inilah yang telah membantuku untuk menemukan kedua orang tuaku.

Entah apa yang sudah dilakukan si lelaki brengsek itu. Tubuh kedua orang tuaku sudah tak berbentuk lagi. Aku tak kuasa untuk melihatnya. Aku merelakan mereka pergi, aku merelakan mereka tak lagi di sisiku. Hanya satu yang tak ku relakan, si pembunuh. Aku tak rela jika ia masih hidup. Aku tak rela jika kedua orang tuaku mati di tangannya. Aku juga tak rela jika ia akan melakukan hal ini kepada banyak orang. Aku harus cepat-cepat menemukannya dan menghabisinya agar ia tak melakukan hal yang serupa.

22 Desember 2010

Sudah berhari-hari aku dan beberapa temanku mencari keberadaan Rico. Hanya tangan kosong yang selalu kami bawa pulang. Tak ada tanda-tanda dirinya lagi di kota ini. Kemana sebenarnya dia pergi? Kemana lagi aku harus mencari?

Kenapa hidupku jadi seperti ini, Ya Tuhan? Cobaan macam apa ini? Sungguh, aku tak sanggup untuk menerima semuanya. Aku ingin segera Kau pertemukanku dengan lelaki yang sudah membunuh kedua orang tuaku. Aku ingin membalas perbuatannya. Aku ingin semua ini berakhir. Aku takut jika suatu saat nanti, ada seorang gadis yang mengalami hal yang sama denganku. Biarlah aku saja yang mengalami hal ini.

Tolong aku Tuhan. Tolonglah aku untuk sekali ini saja…

01 Januari 2011

Saat terindah yang kunantikan saat pergantian tahun baru adalah berkumpulnya keluarga besarku. Merayakan pergantian tahun dengan mereka semua. Namun walaupun kami sudah berkumpul dan mengadakan pesta, kesepian tanpa kedua orang tuaku sangatlah terasa. Walau rumah ini sudah terdengar bising dengan suara para sepupu-sepupuku, namun tanpa kedua orang tuaku, rumah ini bagaikan kuburan dimalam hari. Sangat sepi dan hampa. Aku saja sampai enggan untuk tersenyum. Sungguh, aku tak akan merasa bahagia jika kedua orang tuaku tak ada di sini. Tetapi aku harus bersadar diri, mereka sudah berada di surga. Tak mungkin terjadi jika aku meminta Tuhan untuk mengembalikan kedua orang tuaku. Itu hal mustahil.

Aku juga baru tersadar jika aku belum bisa merelakan kepergian kedua orang tuaku. Rasa sakit hati kepada Rico membuat aku ingin membalas semua perbuatannya. Aku ingin Rico merasakan hal yang sama denganku. Oh iya, aku sudah tahu hal apa yang harus aku lakukan.

Saat kami berteman, dia sering mengajakku berkunjung ke rumahnya. Bahkan ia juga tak segan-segan mengajakku masuk ke dalam kamarnya. Di dalam sana terlihat fotonya bersama kedua orang tuanya. Ibunya Rico sangatlah cantik, Ayahnya pun terlihat sangat gagah dengan pakaian militernya. Namun ada yang aneh dari foto itu, kedua orang tua Rico tak tersenyum bahagia. Mereka malah terlihat tersenyum kecut. Hanya Rico lah yang tersenyum.

Aku merasa aneh dengan foto itu. Aku harus mencari tahu apa yang telah terjadi sebelum ia pindah ke kota ini…

02 Januari 2011

Aku sengaja berkunjung ke rumah Rico walaupun sampai saat ini rumah itu dihiasi oleh garis polisi. Semenjak menemukan jasad kedua orang tuaku, polisi melarang siapapun untuk masuk ke dalam rumah ini. Namun aku tak perduli, aku hanya ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Aku pun mulai masuk ke rumahnya melalui pagar belakang rumah Rico. Pagarnya yang tak terlalu tinggi memudahkanku untuk memanjatinya. Dan aku pun berhasil untuk masuk ke halaman belakang rumah Rico. Bau danur masih tercium saat aku melewati gudang. Bulu kudukku pun mulai merinding. Aku takut jika bertemu dengan arwah kedua orang tuaku. Bukannya aku tak ingin melihat mereka, hanya saja aku takut jika mereka memperlihatkan keadaan tubuh mereka saat mereka sudah meninggal. Aku bisa membayangkan jika tiba-tiba saja mereka muncul dengan keadaan organ tubuh yang keluar dari dalam perut. Juga mata yang keluar dari kelopaknya. Ihh seram sekali…

Aku pun memutuskan untuk segera memecahkan pintu belakang yang terbuat dari kaca itu. Bunyi pecahan kaca begitu menggema di seluruh penjuru rumah. Aku rasa bunyi pecahan ini akan menimbulkan masalah untukku. Mungkin saja tak lama lagi beberapa tetangga mendatangi rumah ini. Namun aku tak perduli.

Aku pun masuk ke rumahnya dan segera pergi menuju kamar Rico. Aku melihat sebuah piring kotor dan gelas berada di atas ranjangnya. Apa Rico ada di sini? Dan aku baru tersadar jika terdengar suara air mengalir dari dalam kamar mandinya. Aku rasa, hari ini Rico ada di sini. Sedang apa dia? Apa dia tahu jika aku tengah mencarinya? Hahaha ini akan memudahkanku untuk membalaskan dendamku.

***

Bersambung...

[ CERITA INI HANYA FIKSI BELAKA. JIKA ADA KESAMAAN TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN ATAU CERITA, ITU ADALAH KEBETULAN SEMATA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN ]

Please, jangan lupa vote & comment. Karena vote & comment anda semua berarti untuk saya.