Ketika aku baru saja tiba di rumah, tiba-tiba aku mendapatkan balasan dari salah satu teman Kak Derryl. Dia bernama Ravael. Katanya keadaan mereka baik-baik saja dan sedang sangat sibuk dengan tugas kampus. Huh. Setidaknya dengan jawaban yang diberikan Kak Ravael dapat membuat aku bernapas lega walau tak sepenuhnya aku bisa tenang. Mau bagaimana pun aku harus tetap menemuinya agar hatiku tidak lagi cemas terus menerus. Aku pun menanyakan kepada dia tentang dimana tempat mereka menginap dan kemana saja mereka bepergian. Kak Ravael membalas dengan cepat, dia memberi tahu aku semua tempat yang akan dikunjungi. Aku menangkap layarkan semua isi chat ku dengan Kak Ravael lalu mengirimkannya kepada Qaila dan tiga temanku yang lain.
Aku memutuskan untuk menghubungi Kak Ravael dengan panggilan video, tak lama dia mengangkatnya. Wajah Kak Ravael terlihat menyeringai dan itu membuatku takut.