Aku segera pergi ke kampus setelah sarapanku habis. Setibanya di sana, aku bertemu dengan Qaila dan beberapa teman lainnya yang bernama Alicia, Gerlan dan Ben. Kami satu jurusan yang kebetulan kegiatan kami hari ini hanya mengumpulkan tugas saja. Sialnya aku belum menyelesaikan tugasku yang semalam karena hal-hal menyebalkan yang terjadi. Aku menceritakan kepada mereka atas apa yang ku alami tadi malam sembari mengerjakan tugasku. Di antara empat temanku itu, hanya Qaila saja yang percaya.
"Paling itu kerjaan Kak Derryl," ujar Ben.
"Terus siapa yang ketuk pintu kamar gue?" tanyaku.
"Salah denger aja kali lu," balasnya. Ia yang paling tidak percaya dengan ceritaku tadi.
"Gue denger jelas, Ben. Gue gak bohong." Aku berusaha meyakinkannya, namun ia hanya diam saja, bahkan menguap, seperti tak mempedulikan apa yang ku katakan.