Setelah mengambil pil yang dibutuhkan dari seorang perawat di apotek, Keiza meminta Rayyan untuk membawanya ke sebuah hotel dan ia meminta Rayyan untuk menyaksikan sendiri bagaimana rasa sakit yang akan diterima Keiza nanti. Rayyan yang tak tega meminta Keiza untuk memikirkan hal ini kembali. Namun kenyataannya Keiza sudah memantapkan hati dan melarang Rayyan untuk merubah keputusan yang telah Keiza pikirkan. Dengan terpaksa, Rayyan menuruti apa yang Keiza inginkan.
Ketika sudah memesan satu kamar hotel, Keiza dan Rayyan duduk di ujung ranjang sembari melihat pil yang dipegang Keiza. Dalam hitungan ketiga, Keiza meminum pil itu dan juga meneguk segelas air agar pil cepat masuk ke dalam tenggorokannya. Selama menunggu pil bereaksi, Keiza mengajak Rayyan untuk berciuman bibir. Rayyan sempat menolak karena dia tidak mau melakukan hal itu dalam keadaan yang sangat cemas, namun Keiza memaksanya. Mau tidak mau, Rayyan harus tetap menuruti keinginan Keiza.