Dadaku begitu sakit karena Jovan terlalu kencang meremasnya. Padahal tadi aku sempat berharap bahwa Jovan akan meremas dadaku dengan pelan yang akan membuat aku kembali merasa keenakan. Namun jika seperti itu, tentu aku tak mau dan berusaha memberontak kembali. Au terus berusaha melepaskan ikatan tanganku yang semakin lama semakin terasa longgar karena aku terus menggerakannya. Ketika Jovan sudah berhenti menyiksa dadaku, ikatan tali sepatu yang ada di kedua tanganku itu berhasil terlepas. Namun aku masih berusaha berpura-pura terikat dan mencuri waktu yang baik untuk kabur.
"Gimana dadanya?" tanya Latasha sembari mendekati Jovan. Lelaki berengsek itu menolehkan kepala kepada Latasha lalu mereka membicarakanku. Aku tak ingin mendengarkannya karena kini pikiranku hanya sedang memikirkan untuk kabur dari mereka. Kini mereka tengah lengah, mataku melirik ke sana kemari, mencari jalan keluar yang tepat untuk aku melarikan diri.
