"Sejak kapan kau melihatnya ada di sini, Tuan Albertus?" tanyaku tanpa menoleh.
"Semenjak pembunuhan yang terjadi di taman tempo hari, Inspektur. Saat aku hendak mengambil alat untuk membersihkan gereja, aku terkejut dengan keberadaan tanda itu. Padahal aku yakin sekali aku sudah mengunci pintu ruang bawah tanah dengan rapat. Saat aku kembali, pintu masih tetap terkunci sama seperti sebelumnya. Entah bagaimana hal ini terjadi." Pentagram ini sama persis seperti semalam. Bagaimana bisa seseorang masuk ke dalam ruangan ini sedangkan pintu terkunci rapat? Aku pun berkata kepada Tuan Albertus untuk kembali melakukan aktivitasnya, sementara aku akan menyelidiki. Saat aku sudah mendapatkan petunjuk, aku akan memberitahu pastor itu. Tuan Albertus pun mengangguk dan meninggalkanku. Aku menghampiri gambar pentagram itu lebih dekat.