Beberapa hari berlalu begitu saja. Selama itu juga, Lea menjadi pendiam di sekolah. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya sendiri. Serta, hanya Radi dan Ninda saja teman bicaranya. Semua orang telah mengucilkannya saat ini. Tetapi, semua itu tidak membuat Lea patah semangat. Ia tetap berangkat ke sekolah seperti biasanya.
Sebab, ia tidak ingin karena masalah ini semua urusannya terbengkalai begitu saja. Suatu pagi yang cerah, Lea baru saja sampai. Ia melangkahkan kaki dengan gontai menuju kelasnya. Sementara itu, kondisi sekolah belum terlalu ramai. Hanya terlihat beberapa siswa sedang duduk santai di depan kelas masing-masing.
"Lea." Terdengar suara seseorang memanggil namanya dari kejauhan.
Ia pun memutar tubuhnya. Dan ternyata, Ninda baru datang.
"Tunggu," ujarnya lagi seraya mempercepat langkah kakinya.
"Radi di mana?" tanya Lea.
Ninda menggelengkan kepala, "Aku tidak tahu."
"Oh, ya sudah kalau begitu. Sebaiknya kita masuk ke kelas saja."