Setelah semuanya siap, Lea membawa tas hendak pergi ke sekolah. Ketika dirinya membuka pintu, Lea dikejutkan dengan kehadiran Radi di tempat itu. Seketika mereka saling terdiam seraya beradu pandang. Radi menunjukkan raut wajahnya yang sedih. Menyaksikan kesedihan itu, perlahan kedua mata Lea berkaca-kaca.
Ia kembali teringat akan Vino dan surat itu. tanpa pikir panjang, Radi memeluk Lea saat itu juga. Alhasil, tangisan Lea kembali pecah pada pagi hari itu. Padahal, ia tidak ingin menangis. Tetapi Radi berhasil membuatnya menangis kembali.
"Lea, maafkan Kak Vino," bisiknya tepat di telinga.
Sementara itu, Lea tidak membalas ucapan Radi.
"Aku tahu apa yang kamu rasakan saat ini. Aku benar-benar minta maaf."
Kemudian, Lea melepaskan pelukannya. "Kamu tidak perlu meminta maaf seperti ini. Sebab, ini semua bukan salahmu."
"Tapi perilaku Kak Vino itu sudah di luar batas. Apa perlu aku beri dia pelajaran?"