Pria itu menarik senyumnya, kemudian tersungging getir. "Apakah tidurmu nyenyak semalam? Secara saat bangun, posisimu sudah menjadi sang pemilik Palace beserta Penthouse ini," lirihnya menerobos masuk seraya celingukan, mendongak—menatap nanap interior-interior glamor di dalam Penthouse yang sebelumnya miliknya.
Ellera, gadis itu membiarkan Prof Eleranda masuk, meski ada keganjalan.
"Jangan khawatir! Griya Tawang akan menjadi milikmu selamanya putriku!" seru pria itu menengadah.
Ellera hanya terdiam tak berkutik. Kedatangan pria itu seakan menjadi peringatan untuknya.
"Putriku, kenapa kau diam? Kedatanganku kemari, untuk apa lagi kalau bukan untuk memberikan putriku kesempatan untuk mengumpatku, sebelum aku meninggalkan negara ini," ungkap Prof Eleranda.
Kemudian gadis itu mengepalkan kedua tangannya. Ellera tidak percaya papanya akan pergi secepat itu setelah menetapkan dirinya sebagai sang pemilik seluruh gedung apartemen elite 100 lantai ini.