Reiley yang sedari tadi menunduk sambil memainkan jari-jemarinya itu, kini mendogak setelah lontaran menyakitkan yang keluar dari mulut calon kakak iparnya.
Bu Yuki tak berucap, wanita justru mendekap erat tubuh putrinya kala Gina tiba-tiba mengeluarkan kata menyakitkan seperti itu.
"Apa yang kamu katakan tadi, Kak?" isak gadis itu tak kuasa menahan tangisnya lagi. Gadis itu sudah cukup lelah semalaman menangis, ditambah overthingking ke mana-mana. Kepalanya sudah cukup pusing, lemas, campur aduk. Kesehatannya menurun lagi karena tak bisa tidur—hanya karena cowok yang dalam waktu dekat ini akan menikah dengannya terbaring lemas kritis di dalam ruang UGD.
Gani, wanita yang sudah memiliki anak satu itu berjalan mendekati Reiley. Kedua orang tuanya tak menghentikan niatnya untuk berbicara seperti itu ke gadis malang itu. Karena hal ini sebenarnya sudah dibicarakan oleh mereka semua sebelumnya.