"Aku tidak ingin menganggu kamu, itu menganggu kenyamanan kamu."
Wajah Lexi memerah, Ben selalu dapat membaca pikirannya. Dia membiarkan Lexi terus membenamkan dirinya dalam pelukan Ben dan tidak menyadari keadaan sekitarnya yang mulai ramai.
"Memangnya kamu tidak merasa malu?"
Ben tertawa sambil memencet hidung Lexi gemas. "Kenapa aku harus merasa malu jika orang yang aku peluk itu adalah istri aku sendiri. Kecuali aku memeluk seorang wanita yang tidak aku kenali baru aku merasa malu."
"Tapi `kan tetap saja pandangan orang lain pasti tidak menyenangkan."
"Dari pada tidak menyenangkan, aku lebih suka menyebutnya dengan pandangan iri. Mungkin mereka yang memandang dengan cara seperti itu tidak memiliki kekasih atau orang yang mereka cintai. Makanya mereka iri saat melihat kita berdua."
Lexi menatap Ben dengan alis berkerut. "Ben, apa kamu bisa membaca pikiran orang-orang itu," bisik Lexi.