"Lusi?"
"Iya. Sepertinya dia mulai merasa kehilanganku."
"Terlalu percaya diri. Sekarang dia di mana?"
"Di rumah, bersama Arkan. Jadi aku tidak perlu mencemaskannya."
"Apa? Arkan? Pria yang tinggal di depan apartemen kalian?"
"Iya. Kenapa? Arkan pria yang baik. Dia tidak akan berani mencelakai Lusi."
"Aahh.. kau gila, Keke. Mereka hanya berdua di dalam rumah. Bagaimana jika...."
Keke menoleh ke samping dengan wajah garang. "Jika apa? Simpan saja otak mesummu itu. Arkan tidak akan berani melakukan hal sehina itu pada Lusi."
Arman menghela napas pelan dan kembali fokus memperhatikan jalanan.
"Sebenarnya kau ingin membawaku ke mana? Padahal aku masih ingin mengobrol dengan Dave, tapi kau mengacaukan semuanya."
Arman memang sengaja membawa Keke pergi dari tempat Dave. Dia hanya tidak nyaman melihat keakraban mereka berdua yang berbincang dengan asyik, tanpa memedulikan kehadirannya.
"Aku ingin membawamu ke suatu tempat. Semoga kau menyukainya," ucap Arman.