"Untung saja kau tidak menyukai gadis seperti Eflin. Jika tidak, pasti ia akan menyiksamu setiap malam."
Arkan dan Jevon tengah jalan menuju gerbang Universitas Andalanesia. Mereka akan pergi ke sebuah restoran untuk makan malam bersama.
"Aku menganggap Eflin hanya teman biasa, tidak lebih."
"Tapi Eflin begitu menyukaimu. Apa kau tahu?"
"Hm." Arkan mengangguk. "Aku tahu," katanya.
"Bagaimana dengan Lusi? Aku harus membawanya pergi malam ini. Sebagai permintaan maaf sekaligus ucapan terima kasih."
"Aku akan menghubunginya."
Jevon bergerak dan berdiri di depan Arkan. "Bukankah kau tidak memiliki nomor ponselnya? Bagaiman kau bisa menghubungi Lusi?"
"Kami saling berbalasan pesan di sosial media."
Jevon mencebik kesal. Jika Arkan bukan teman baiknya, pasti dia sudah memukul wajah pria itu.
"Cepat hubungi!"