"Apa sudah selesai?"
"Sudah. Aku sudah merapikan semuanya."
Arman memeluk tubuh Keke dari belakang dan membawanya ke atas tempat tidur.
"Sudah kubilang, kau tidak perlu melakukan apa pun di rumah ini. Karena suatu saat nanti, rumah ini akan menjadi rumahmu juga, Keke," kata Arman, sembari menciumi pipi Keke yang membulat.
"Tidak apa. Aku hanya tidak enak, karena berkunjung ke sini, tapi tidak melakukan apa-apa. Lagi pula, tidak banyak yang aku lakukan." Keke melepas pelukan kekasihnya, dan beranjak mengelilingi kamar Arman yang luasnya dua kali lipat dari kamar miliknya.
"Apa ini fotomu di waktu kecil?" tanya Keke, sembari meraih sebuah bingkai foto seorang bocah berusia sekitar tiga tahun.
"Iya. Kenapa? Apa kau ingin menertawaiku?"
"Ah, tidak. Aku hanya bertanya." Dia tersenyum. "Ternyata wajahmu tidak berubah. Masih menggemaskan namun sedikit menyebalkan."
"Akh!"