Daisy tersenyum miring dan penuh arti. "Ah, iya. Apa kau juga ingin tahu, apa saja yang pernah kami lakukan?"
"K-kau .... "
"Eflin, jangan." Mira mencekal tangan Eflin yang hampir melayangkan pukulan di wajah Daisy.
"Sudahlah, tidak ada gunanya meladenimu di sini. Jika kau ingin tahu tentang hubungan kami, mengapa tidak kau tanyakan saja pada Arkan?"
Daisy tersenyum sinis dan berbalik, melanjutkan langkahnya lalu berbelok ke perpustakaan.
Ketenaran Arkan di kampus itu memang sudah ia dengan sebelumnya. Daisy tahu, Arkan memang memiliki ketampanan yang luar biasa. Bak seorang malaikat yang diutus dari surga.
Tidak heran, jika pria itu memiliki penggemar di mana-mana. Daisy memilih buku novel romansa yang biasa ia baca. Wanita itu memang senang membaca kisah cinta tokoh fiksi, yang seolah tidak bisa dipisahkan oleh apa pun.
Daisy juga ingin, kelak Arkan mencintainya seperti tokoh fiksi pria dalam cerita itu. Tidak memandang fisik, setia menemani hingga akhir hayatnya.