"Karena apa? Karena kamu mau bermain dengan dia begitu, Rian?" sela Livia dengan tatapan yang begitu tajam.
"Kamu ngomong apa sih, Liv? Kenapa kamu jadi cemburuan gini? Apa karena bawaan bayi, Hem? Sini, aku tenangin dulu anakku itu. Lagian aneh-aneh aja cemburunya," ucap Rian sambil terkekeh.
Rian segera berlutut di hadapan Livia lalu memberikan kecupan bertubi-tubi di perut wanita itu.
"Sayang, jangan aneh-aneh mikir nya, ya. Ayah enggak mungkin ada main dengan wanita lain. Bilang sama bunda kamu, kalau dia tidak boleh berpikir yang tidak-tidak. Nanti kamu akan ikutan sakit karena ibu kamu yang terlalu banyak pikiran," ucap Rian dengan senyum manis di bibirnya.
Livia mendengus lalu mengalihkan pandangannya. Sungguh kelakuan Rian ini bisa membuatnya luluh begitu saja. Dan Livia tidak ingin sampai itu terjadi.