Brak!!
Pintu ruangan tempat Siji terbaring kini terbuka keras. Di situ menampilkan seorang remaja berparas menyerupai Siji, tapi lebih bersih dan terawat.
Di belakangnya juga ada remaja tampan serupa, tapi terlihat agak tinggi dari remaja yang ada di depan. Memiliki rambut agak ikal. Keduanya memang tampan.
Remaja itu langsung memeluk tubuh lemah Siji yang masih terbaring. Tangis remaja itu pecah.
"Siji! Kenapa lama sekali lu bangunnya, hah? Huks huks ... jangan kayak gini lagi. Gue khawatir banget, Ogeb!" Suara remaja tampan tadi terisak. Air matanya membasahi bahu Siji.
Remaja yang satunya juga ikut memeluk Siji. Ia juga mulai menangis sesenggukan.
"Jangan kayak gini lagi ya, Bang? Hiks hiks ... Rei janji bakal baik ke Bang Siji mulai sekarang kok."
Siji mendorong kedua remaja tadi untuk menjauh darinya. "Hmm, kalian siapa, ya?"
***