Pyar!!
Entah botol kosong bir darimana tiba-tiba mendarat tepat di kepala Lucca. Pecah berkeping-keping. Untung saja Dudung dan Pak Jo mampu menghindar tepat waktu. Kalau tidak, mereka pasti terkena pecahan beling yang kini berserakan di mana-mana itu. Lucca kehilangan kesadarannya seketika.
"Astaga! Siapa yang lempar sembarangan itu, oey?!" teriak Pak Jo sambil menoleh ke arah pintu.
Dari sisi pintu, berjalanlah seorang lelaki kharismatik yang romantis namun sedikit narsis. Ia berjalan santai sambil bersiul. Siulan yang merdu hingga membuat siapa saja yang mendengarkan akan merasa tenang.
Kaki jenjangnya menapaki lantai dengan santai, namun tetap cool. Sesekali, ia akan menyisir rambut agak panjangnya menggunakan jari. Terlihat manly, maskulin, macho, perfect, gentle de el el.
"Tuan Yudha?" // "Paman Yudha?"
pekik mereka bersamaan saat sosok tampan nan rupawan namun sedikit kurang belaian itu mendekati mereka. Iya, soalnya Nyonya Ayana selalu sibuk biasanya.