"Jadi, singkat cerita, kita ditempatkan di sini memang untuk para bayangan hitam di batu ini, Siji," sambung Reiji, yang semakin membuat Siji merinding ketakutan.
Siji mengerutkan kening. Akhirnya dia memilih menjauh dari adiknya yang terlihat tidak seperti biasanya itu. Siji membeku di tempatnya. Bahkan, dia kini juga takut mendekat ke dinding gua yang biasanya ia jadikan sandaran ketika duduk itu.
"Akkhh ... apakah mereka benar-benar hidup, Rei? Kenapa ini harus kita alami, coba? Sebenarnya, kita punya dosa apa di masa lalu? Atau jangan-jangan leluhur kita yang berdosa kepada mereka, tapi kita yang terkena imbasnya," ucap Siji, panik. Rambutnya sudah berdiri saja saking merindingnya.
Reiji menggelengkan kepalanya dan menatap lurus ke arah bayangan itu, seolah-olah Reiji bisa melihat apa itu. Dan seolah Reiji juga dapat menelisik lebih jauh di balik gua batu itu, lebih dari yang terlihat oleh Siji saat ini.