Chereads / Pengantin Tuan Muda Arogan / Chapter 9 - Penyelidikan

Chapter 9 - Penyelidikan

Keadaan Farah semakin hari berangsur membaik, Dokter Andre meminta Adrian untuk datang ke rumah sakit, ia ingin melihat perkembangan Farah dengan cara mempertemukan Farah dan Adrian.

Jika dia masih histeris berarti dia belum sembuh total jiwanya masih terganggu, namun jika dia sudah tenang melihat Adrian, maka terapi yang selama satu bulan ini ia jalani sudah berhasil.

"Halo Bro, datang ke rumah sakit segera. Aku ingin melihat perkembangan Farah."

"Apa ada masalah dengan wanita itu, apa Psikiater yang kau sewa itu begitu bodoh, tidak bisa menyembuhkannya?" ucap Adrian begitu emosi ia mengira bahwa terapi Farah gagal.

"Santai Bro, justru itu aku memintamu datang, aku ingin tahu sejauh mana perkembangan Farah."

"Oke, satu jam lagi aku sampai di rumah sakit." Adrian langsung mematikan ponselnya, ia mempercepat pekerjaannya.

"Brengsek! selalu seperti itu, Aku belum selesai berbicara," maki Andre, saat Adrian mematikan ponselnya, ia begitu kesal.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya Adrian bergegas pergi meninggalkan kantor dan menuju rumah sakit, dia ingin segera menemui Farah.

Adrian langsung saja masuk ke kamar Farah ia melihatnya sedang terbaring, begitu lelapnya. Adrian lantas mendekatinya memperhatikan wanita itu.

Sudah beberapa hari ia tidak melihat istrinya ada rasa rindu di dalam hatinya, ia ingin sekali menemui Farah, namun karena ia tak mau menghalangi jalannya pengobatan Farah dan Adrian pun tak pernah berkunjung sebelum Andre memintanya datang.

Sekarang di sinilah dia berada, di rumah sakit dimana istrinya dirawat dan memerlukan penanganan yang serius.

Terbesit rasa bersalah dalam dirinya namun ia tak menghiraukannya egonya terlalu tinggi ia masih saja menyalahkan Farah atas kematian Vania.

Adrian mendekati Farah yang sedang tertidur, dia membelai wajah Farah, menyingkirkan surai rambut yang menutupi wajahnya.

Istrinya itu terlihat sangat cantik walau tanpa make up, Farah yang tertidur merasa ada seseorang yang tengah memperhatikannya, ia pun membuka matanya dan melihat Adrian disana.

Sontak saja ia merasa kaget, reflek Farah langsung bangun dari tidurnya dan menghindar, dia masih takut jika Adrian memukul dan menyiksanya kembali.

Terlihat dari raut wajah wanita itu yang ketakutan dan badannya yang gemetar, Farah menundukkan pandangannya tak berani menatap kearah Adrian.

"Tenanglah, Aku kesini hanya ingin menemuimu. Aku tak akan menyakitimu," ucap Adrian begitu tulus, sisi lembutnya keluar begitu saja, saat melihat Farah dengan rasa takutnya itu.

Farah pun akhirnya tenang, ia berusaha untuk memendam rasa takutnya, gadis itu berusaha untuk tidak takut lagi terhadap Adrian.

Setelah melihat kondisi Farah yang sudah tenang Adrian langsung mendekati Farah, ia berjalan ke arah brankar Farah.

Adrian duduk di kursi yang telah disediakan untuk pengunjung, lelaki itu memperhatikan lekat-lekat pada wajah istrinya.

Farah yang selalu di tatap olehnya pun merasa risih, ia tak mengerti kenapa Adrian menatapnya seperti itu.

"Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa aku tak membuat kesalahan padamu, jangan menyiksaku lagi," ujar Gadis itu dengan air mata yang mulai menetes.

"Ti- tidak, kau tidak melakukan kesalahan apapun, aku minta maaf karena telah menyakitimu."

Adrian merasa sangat bersalah pada Farah, karena perbuatannya telah membuat ia trauma sampai seperti ini.

"Sungguh bukan aku yang membunuhnya, aku hanya di minta oleh seseorang untuk datang, dia berkata bahwa Vania ingin bunuh diri, aku kesana untuk menolongnya."

Farah menangis mengingat lagi kenangan saat itu, saat dia tiba di lokasi mobil Vania sudah terbakar dan warga sudah berdatangan.

Adrian hanya diam saja dia tak menanggapi perkataan Farah Iya bingung harus mempercayai siapa karena saat sebelum kejadian Vania bercerita tentang parah yang membencinya

Aku akan menyelidikinya lagi Tenangkan dulu dirimu Cepatlah sembuh aku sudah meminta seseorang untuk menyelidiki kasus ini kembali kau tenang saja jika memang kau tak bersalah semua akan terungkap pada waktunya ucap Adrian ia menatap Farah, tatapannya sulit untuk diartikan.

Adrian lantas berdiri dan meninggalkan ruangan Farah begitu saja, ia tak ingin emosi karena mendengar pernyataan Farah yang selalu tak mengakuinya.

Dokter Andre meminta kepada Farah untuk beristirahat dan tak memikirkan perkataan Adrian, ia harus banyak istirahat untuk memulihkan kondisinya.

Dokter Andre lantas keluar dan menyusul Adrian yang sedang duduk di luar, ia duduk disamping Adrian melihat wajah lelaki itu yang begitu gusar.

"Selidikilah lebih jauh lagi, karena aku yakin, Farah bukan dalang dari semua ini, ada orang lain yang mengkambing hitamkan dirinya."

"Kenapa kau begitu percaya padanya?" tanya Adrian, ia melihat sahabatnya itu dengan tatapan bingung.

"Aku tak tahu pasti tujuan orang tersebut namun aku yakin betul jika Farah orang baik, dia tak akan mungkin membunuh Vania, aku bisa menjamin itu."

Dokter Andre meninggalkan Adrian disana , ia melangkah pergi menuju ruangannya. Ia harus kembali bekerja.

Entah mengapa mendengar ucapan Andre, Adrian merasa ragu. Ia pun bertekad untuk menyelidiki masalah ini lebih lanjut lagi bahkan mungkin dia akan turun tangan sendiri dan terjun langsung untuk mengetahui kebenarannya.

Adrian mengambil ponselnya langsung menelevon seseorang, untuk menanyakan perkembangan kasusnya.

"Bagaimana! apakah ada kabar, kenapa kau belum juga memberiku laporan, tidak bisakah kau bekerja lebih baik lagi, sepertinya kemampuanmu mulai menurun."

Adrian mendengarkan ucapan dari orang tersebut, dari yang dia dengar ada pihak tertentu yang membantu, karena CCTV itu tak bisa di lacaknya.

Bahkan ia harus menyewa hacker terkenal di wilayah itu untuk melacak, namun sampai detik ini sang Hacker tak jua menemukannya.

Adrian begitu geram mendengarkan laporan anak buahnya. Ia marah, ingin sekali ia pergi ke sana dan melihat langsung, namun ia tak bisa meninggalkan Farah.

Adrian lantas mematikan ponselnya, ia melangkahkan kaki pergi dari rumah sakit menuju ke kantor. Dirinya harus bertemu dengan Joe dan meminta Joe untuk pergi ke sana untuk menyelidiki secara langsung.

Sampainya di kantor Adrian langsung menuju ke ruangannya menggunakan lift khusus sampailah Ia di ruangan tersebut Adrian duduk di kursi kebesarannya lalu memanggil sekretarisnya

Tak lama kemudian sekretarisnya datang menghampiri Bos nya, masuk ke ruangan Adrian dan melihat Adrian sedang duduk membelakangi dirinya.

"Apa Joe ada di kantor sekarang? panggilkan Joe keruangan untuk menemuiku," ucap Adrian sambil memutar kursinya sekarang menghadap kesekretarisnya.

Joe hari ini libur, karena ia sedang berkunjung ke rumah orang tuanya, namun tetap saja Adrian memintanya untuk datang.

Sekretaris itu lantas pergi dan melaksanakan perintah dari bosnya dia menghubungi Joe dan memintanya datang ke kantor.

Selang satu jam Joe pun tiba di kantor ia langsung menghadap Tuannya.

Apa Tuan memanggil saya, apa ada hal yang harus saya kerjakan hari ini Tuan," Lelaki itu bertanya pada Adrian

Adrian lantas mendongakan kepalanya lalu berkata, "Kau sudah datang rupanya, pergilah ke kota itu cari tahu Lebih detail lagi. Mereka tidak becus melakukan tugas, saat ini mereka belum juga mendapatkan hasilnya."

"Baik Tuan, saya akan melaksanakan tugas ini dengan sebaik mungkin."

"Aku harap kau bisa menemukan petunjuk itu, agar kasus ini cepat terselesaikan, aku sudah sangat pusing memikirkannya," tutur Adrian wajahnya terlihat sangat lelah sekali.