Zhi Yang kini bersama dua dari pria yang memegangi tangannya dengan kuat dan memaksa. Dimana halaman biro keamanan mulai memperlihatkan seluruh penglihatan orang-orang. Ia pun segera dibawa ke atas kursi, dengan kedua tangan yang terikat dengan eratnya di balik punggung.
"Hei, lepaskan aku!" jeritnya di hadapan seorang pria yang sudah dibisikkan sesuatu dari pria berjubah hitam yang membawanya.
Zhi Yang mulai memperhatikan tingkah beberapa pria yang sedang melirik dirinya.
"Hei, jangan dengarkan dia! Dia yang menjadi pelakunya, kenapa aku yang ada di sini?!" teriak Zhi Yang melengking.
Beberapa orang-orang mulai memasuki ruangan biro termasuk Zhao Yang berdesak-desakan di antara kerumunan masyarakat.
"Ada apa itu?"
"Iya, kenapa wanita cantik itu diikat?"
"Iya, kasihan dia."
Para pria mulai bergumam di antara satu dengan lainnya.
"Dia baru saja melewati ruko kami, tetapi dia bahkan sudah ditangkap," keluh dari salah satu wanita menunjuk-tunjuk.
"Berarti dia butuh saksi," sebut salah satu wanita menunjuk wanita yang memulai ucapan.
Mendengar ucapan itu, Zhi Yang membalikkan badan sambil memperhatikan para pria dan wanita yang saling bercengkerama.
"Hei, kalian!! Jadilah saksi untukku. Pria itu sudah gila!" teriak Zhi Yang lantang.
"Hei, diamlah kau!" desak dari pria yang ada di dekatnya.
"Memangnya kenapa? Kenapa harus diam? Aku tidak bersalah," gerutu Zhi Yang.
Salah satu pria hendak memukuli dirinya dengan lengan yang kekar, sehingga dirinya mulai merunduk takut karena ulah pria tersebut yang lebih mengancam.
Zhi Yang kini tertunduk lesu diiringi perasaan kurang nyamannya. Namun, pria yang bertugas sebagai hakim kota itu pun mulai berdiri dengan tubuh yang menegak.
"Apa benar kau datang ke rumah nenek itu?" tanya hakim kepada Zhi Yang.
"Ya benar! Tapi, aku menemukannya dalam keadaan tidak bernyawa. Aku berani bersumpah!" seru Zhi Yang.
"Oho, beraninya kau bersuara keras di depan hakim?!" bentak pria berjubah hitam itu.
Zhi Yang sama sekali takk getir menatap pria berjubah hitam bahkan pada pria yang ada di sampingnya—seorang hakim di kota kecil itu.
"Hei, bukankah kau yang berada di sana sebelum aku!!" seru Zhi Yang dengan raut tegas dan marahnya.
Pria berjubah hitam tampak gusar dengan raut yang bertautan. Namun, pria itu berusaha percaya diri dengan ucapan dan segala kehormatannya. "Ehem! Ini tidak boleh terjadi, Tuan! Aku sendiri yang melihat wanita itu memasuki rumah," sebut pria itu lagi.
"Hei, jangan menyela! Tuan hakim, aku sudah dijebak olehnya," sosor Zhi Yang.
"Kau?!" gerutu pria berjubah hitam itu.
Blam!
Si hakim memukul meja yang tak jauh dari sisinya berada dengan keras. Tampak suasana menjadi sangat dikhawatirkan.
"Aku tidak ingin mendengar ocehan kalian berdua! Aku akan menyelidiki lebih lanjut masalah ini," pungkas si hakim bijak.
Pria berjubah hitam itu menoleh dengan sebuah tatapan tajam ke arahnya.
"O, baiklah! Aku akan segera mengurungmu sampai kami menemukan bukti kalau kau tidak bersalah," lanjut si hakim.
Dari kedua pria yang berdiri tak jauh dari Zhi Yang akhirnya bertindak dengan tegasnya. Meraih lengan dengan kuat, sedangkan dirinya memberontak. "Tunggu! Aku akan meminta saksi," putus Zhi Yang dengan jeritannya.
Zhi Yang membalikkan pandangan ke balik punggungnya, dan mulai melirik ke segala arah. Zhao Yang dengan segala kejantanannya mulai memajukan langkah, tetapi ditentang oleh si pengawal untuk tidak ikut campur masalah ini.
"Tuan, sebaiknya tuan jangan ikut campur! Kita sedang dalam perjalanan misi rahasia. Aku tidak ingin membongkar rahasia pribadi tuan," sebut Jing Mi menahan lengan si tuannya.
Zhao Yang melirik dan memperhatikan raut kecemasan dari si pengawalnya. Ia pun mulai menoleh dan menatap pria itu.
"Ini hanya saksi, bukan meminta keterangan orang dan identitas," sebut Zhao Yang.
"Tenang saja!" lanjutnya.
Ia pun membalikkan badannya dan mulai memajukan langkah.
"Apa kalian tidak mau bersaksi untukku?!" seru Zhi Yang mulai khawatir ketika melihat masing-masing orang enggan menjadi seorang saksi.
"Aku akan bersaksi untukmu!" sebut Zhao Yang memperlihatkan diri di hadapan semua orang.
Semua orang mulai terkesima dengan penampilan pria bermartabat sekaligus rupawan.
"Wah, siapa dia?"
"Kenapa dia tampan sekali?!"
"Apa benar dia akan menjadi saksi?"
Suara-suara yang mulai dikelilingi dengan wanita-wanita yang tergila-gila dengan pandangan mata yang mempesona. Zhao Yang memajukan langkah hingga mendekati anak tangga menuju lantai dimana Zhi Yang terikat dengan eratnya.
"Kau yakin akan bersaksi? Bagaimana aku mempercayaimu?" sebut hakim.
"Dia adalah kekasihku!" tunjuk Zhao Yang memperlihatkan satu kotak dilapisi dengan kain berwarna biru langit.
Zhi Yang membelalakkan matanya ketika melihat sosok pria yang ada di balik punggungnya menampakan diri dengan sebuah ungkapan. Bukan, semestinya ini hanyalah sebuah aksi penyelamatan.
"Apa?" sebut Zhi Yang terpelangah.
Zhao Yang memajukan langkahnya selangkah. "Dia baru saja memberiku hadiah ini. Jadi, bagaimana dia bisa melakukan sebuah pembunuhan dengan cepatnya? Anehnya, dia bahkan baru saja pergi beberapa menit yang lalu dari pertemuan kami," ungkapnya menjelaskan.
"Hei, lelucon apa ini?!" gerutu dari pria berjubah hitam tersebut.
"Tunggu!!"
Gubrak!
Beberapa orang memasuki halaman biro keamanan. Terlihat Shan Mi dan ketiga pria berlari dengan cekatannya sembari menggotong perlengkapan obat-obatan.
"Ada apa ini?" tanya hakim terpelangah.
"Kami ingin menjadi saksi," ungkap Shan Mi.
"Dan aku baru saja melihat mereka semua," sebut salah satu pria baru.
Pria yang baru saja mendatangi Sham Mi akhirnya benar-benar datang untuk menyelamatkan seorang putri kesayangan mereka. Bahkan sosok Zhi Yang lebih dari seorang tuan putri dari tuan mereka. Tapi, Zhi Yang adalah matahari yang tetap bersinar.
"Hah??" ucap Zhi Yang terharu.
"Aku melihat wanita itu memasuki rumah si nenek sesudah pria itu masuk!" ungkap dari pria itu tegasnya.
Hakim menoleh ke arah samping dirinya, dimana pria berjubah hitam itu ternyata hanya menjebak wanita yang tidak tahu menahu dalam situasi serius.
"Bagaimana bisa aku mempercayai ini?" keluh hakim bingung.
"Hei, aku datang demi kebaikan masing-masing," sebut pria itu berpura-pura gelisah.
Hakim itu pun memajukan langkahnya dengan sebuah pandangan keseriusannya. "Baiklah, aku akan melakukan sebuah investigasi. Tapi, gadis ini masih belum dapat dibebaskan hanya karena banyaknya saksi."
"Dengan ini saya menyatakan untuk melakukan sebuah investigasi lebih lanjut untuk meyakinkan kasus ini agar tidak terjadi kesalahan," tegas si hakim.
Zhi Yang melebarkan senyumannya, tetapi tetap saja rautnya merasa kurang nyaman ketika dirinya belum dapat dibebaskan dengan secepatnya.
"Hei, kenapa gadis itu tidak dilepaskan saja? Bukankah investigasi akan berlangsung, sedangkan kami sudah bersaksi dengan sangat jelas," kelit Zhao Yang bersikeras.
Hakim itu memelotot tajam ke arah pria berpakaian rapi lagi terhormat. Dirinya mulai curiga dari penampilan itu sendiri.
"Hei, tunggu! Siapa dirimu itu?!" tunjuk si hakim terheran-heran.