Lidah mereka bertemu dan Briella pun mendesah. Tampaknya wanita itu sangat menikmati ciuman mereka.
Lalu Briella membuka matanya dan terkejut. Ia segera melepaskan ciumannya dan memundurkan kepalanya. "Ben? Apa yang …?"
Briella menyentuh bibirnya yang bengkak dan basah. Matanya membelalak kaget. Ia tampak malu dan terkejut menjadi satu.
"Kamu baru saja menciumku," ucap Ben sambil tersenyum.
Napas Briella terengah-engah. Ia mengerjapkan matanya yang tampaknya berair. Lalu ia menelan ludah.
"Ba-bagaimana bisa aku … Pasti kamu yang telah menciumku duluan saat aku sedang tertidur!" tuduh Briella.
"Tidak, El. Kamu dulu yang menciumku. Aku hanya bisa mengikuti keinginanmu. Sudah kubilang, kalau kamu ingin berciuman, aku akan siap menjadi partnermu. Dan tanpa perlu berlama-lama lagi, kita malah sudah mempraktekkannya tadi."
Briella menggelengkan kepalanya sambil menatap Ben ngeri. Ia menutupi bibirnya dengan punggung tangannya dengan wajah yang panik.