Briella mendentingkan gelasnya sekilas dan kemudian menyesap champagne itu lagi.
"Apa kamu sangat membenciku?" tanya Ben pada Briella ketika mereka telah kembali ke kursi taman yang seolah telah menjadi milik mereka berdua.
Ben telah menghabiskan tiga gelas champagne dengan cepat. Di tangannya kini sedang menggenggam gelas keempat.
"Ya, kamu adalah pria yang sangat menyebalkan. Aku semakin membencimu ketika kamu menyuruhku untuk mengerjakan tugas Pak Adrian!" Briella mengakui kekesalannya.
Briella heran, bagaimana bisa ia sejujur itu pada Ben?
Ben mengedikkan bahunya. "Aku pikir, kamu akan bertanggung jawab atas perbuatanmu. Kamu tidak lupa kan kalau kamu sudah merusak layar ponselku?"
"Tentu saja aku ingat! Aku kan tinggal mengganti ponselmu dengan ponsel yang baru. Tapi kenapa kamu malah menyuruhku untuk mengerjakan tugasmu? Kamu menganggapku seperti pembantu!"
Briella kesal bukan main hingga ia pikir ia bisa meremas gelas champagne itu hingga hancur di tangannya.