Suara musik jazz mengalun lembut, membuat Briella terhanyut dalam nadanya yang lembut. Ia sangat menikmati lagunya.
Briella hendak menyesap minuman champagne-nya, tapi tiba-tiba Ben menarik gelas itu dari tangannya dan menaruhnya di meja yang terletak di samping kursi taman.
"Ayo kita berdansa," ajak Ben.
Pria itu mengulurkan sebelah tangannya, meminta Briella dengan sikap yang cukup sopan. Briella menatap tangan pria itu, dan kemudian mendongak untuk menatap sepasang bola mata yang tengah memandangi Briella dengan sorot tajam.
Briella sangat terkejut dan terkesima melihat tangan Ben. Ia ragu sesaat untuk menerima tangan itu.
Tanpa persetujuannya, Ben pun menarik tangan Briella hingga ia bangkit berdiri. Seketika jantung Briella berdegup kencang hingga ia sulit bernapas.
Wajah Ben memang tampan dan penampilannya jelas lebih pantas daripada Patrick yang hanya mengenakan celana jeans.
