Hati Ben pedih sekali rasanya. Ia tak sanggup melihat ayah sambungnya yang terbaring tanpa nyawa. Padahal tadi pagi ia baru saja sarapan bersamanya dan bercanda tentang hal-hal yang remeh tentang ibunya.
Liam adalah sosok ayah yang sangat baik dan sempurna. Ben tidak percaya jika pria itu telah tiada. Ia menemukan cinta dan kasih sayang seorang ayah dari Liam, ketika ia pikir ia hanya akan menjadi anak yatim selamanya.
Liam menerima segala kekurangannya, memberikan sebuah pemikiran baru, selalu perhatian padanya. Tak pernah sekalipun juga pria itu marah padanya. Perhatiannya pada Ben begitu besar hingga Ben pikir, Liam itu memang ayah kandungnya.
Ben baru saja memanggil Liam papa selama beberapa bulan saja dan kini, ia harus kehilangan sosok ayah itu untuk selamanya. Liam terbaring diam, tak bergerak, tak bernapas.