Nick membenamkan wajahnya di leher Milly. Sungguh mimpinya menjadi kenyataan. Hal yang selama ini ia rindukan adalah memeluk Milly dengan erat dan hari ini benar-benar terwujud. Andai ia berani menampakkan dirinya di hadapan Milly sejak awal, akankah Milly mau menerimanya lagi?
Mereka sama-sama menangis bersama dalam pelukan yang erat dan terasa hangat, memenuhi hati Nick yang telah lama membeku. Ia pikir, ia tidak akan pernah merasakan lagi yang namanya kehangatan. Namun, hari ini benar-benar terjadi.
Di sisi lain, Nick pun berduka akan kematian Liam. Sama halnya dengan Milly.
Lalu mereka melepaskan diri. Ingin sekali Nick mencium istrinya, tapi ia tidak berani. Milly masih berduka dan ini sama sekali bukan saat yang tepat.
Nick menaruh tas berisi harta benda Milly di sebelahnya. "Simpan ini baik-baik."
Milly mengangguk. Lalu Nick hendak keluar untuk menghampiri ke tempat Liam, tapi Milly menahannya.
"Nick! Jangan pergi!" serunya dengan mata yang melebar ketakutan.