Kaki Ben lemas rasanya. Ia hanya bisa menatap pria bertopi itu dengan tatapan tak percaya. Jantungnya berdebar-debar dengan kencang.
Bagaimana bisa ayah kandungnya masih hidup? Semua ini mustahil. Ben pasti sedang bermimpi atau mungkin orang itu adalah penipu dan hendak menipu Ben.
"Bohong," ucap Ben gugup. "Kamu tidak mungkin ayahku. I-itu tidak mungkin terjadi. Kamu … kamu pasti bohong."
"Aku tidak berbohong," ujar pria itu.
"Aku tidak percaya padamu. Ayahku sudah meninggal. Dia … dia … Uhm … Mom bilang, ayahku ditusuk oleh orang jahat dan … dan kemudian … dia jatuh ke sungai. Ya, dia jatuh ke sungai. Semua orang sudah mencarinya, tapi tidak ada yang dapat menemukannya. Jadi, kamu pasti berbohong!"
Ben menahan air matanya supaya tidak tumpah. Dan itu terasa sulit sekali karena seperti ada yang menusuk-nusuk matanya, perih sekali.
