Patrick berbicara santai saja seolah Ben tidak ada di sana. Ben sedang menunggu kopinya di depan konter. Sementara itu Patrick memilih beberapa menu kopi sambil mengernyitkan wajahnya.
"Hmmm, sepertinya aku mau pesan Vanilla Latte saja. Kamu mau pesan yang mana, El?"
"Aku mau Caramello saja," jawab Briella dengan debaran jantung yang bertalu-talu di dadanya.
Briella melirik Ben sedikit. Pria itu sedang memegang wadah sedotan dengan sikap canggung. Tak berapa lama kemudian, kopi pesanan Ben sudah selesai. Ia langsung menyambar gelas kopi dan sedotan, lalu beranjak dari sana.
Ben duduk agak jauh dari sana sambil meminum kopinya dengan wajah tegang. Briella jadi merasa tidak enak hati. Sudah sejak waktu itu, Ben berusaha mengaku perbuatannya dengan Lisa. Pria itu pun dilema karena tidak berani mengakuinya di hadapan Briella secara gamblang, tapi juga dia diancam oleh wanita itu karena akan melaporkan segalanya pada Briella.