Jihan menautkan alisnya. Ternyata memang benar, itu adalah Farel. Ia sungguh tak menduga akan melihat pria itu di sini, padahal tempat ini sangat ramai dan Batam itu ternyata hanya selebar daun kelor.
Pertemuan mereka tak bisa dihindari lagi. Farel menyadari kehadiran Jihan. Ia menatap wajah Jihan dengan mimik wajah tegang, dan kemudian ia mendongak untuk menatap Sam yang badannya jauh lebih tinggi darinya.
Farel menatap Jihan dan Sam secara bergantian. "Ah, kamu saudaranya Ben ya," ujar Farel dengan nada tidak suka.
Lalu ia melihat tangan Jihan dan Sam yang saling berpegangan.
"Ya, aku adalah sepupunya Ben," ujar Sam. "Kamu itu Farel kan? Mantannya Jihan."
Ucapan Sam membuat sebelah mata Farel menyipit seolah ia tidak suka disebut mantan oleh Sam, padahal itu memang kenyataannya. Farel dan Jihan sudah resmi putus.
"Jadi, begini yang kamu lakukan di belakangku?" ujar Farel sambil meremas keresek makanan di sebelah tangannya.
"Apa maksudmu?" tantang Jihan.