Seminggu berlalu dengan tenang. Jihan sudah lebih ceria. Ben merasa tenang dan lega karena keadaan sudah kembali normal untuk sahabatnya, tapi entah dengan dirinya sendiri.
Ben mengeluarkan ponselnya dan kemudian menelepon Briella. "Halo, Sayang. Kamu sudah bangun?"
"Hai, Ben. Aku sudah bangun sejak tadi. Aku mau pergi jalan-jalan dengan Vanessa. Tidak apa-apa kan."
"Oh ya, tidak apa-apa. Kamu bersenang-senang saja dengan Vanessa."
Briella terkekeh. "Terima kasih ya, Ben."
"Kamu ini tidak usah berterima kasih. Pokoknya, kamu lakukan saja apa yang kamu inginkan. Aku tidak akan menjadi pacar yang terlalu posesif untukmu. Percayalah."
"Iya, aku percaya. Oh ya, bagaimana denganmu. Apa kamu tidak akan pergi ke mana-mana hari ini?"
"Hmmm, sebenarnya, tadinya aku mau mengajakmu pergi ke rumah ibuku karena dia baru saja pulang dari Bali. Tapi ya sudah, lain kali saja."
"Aduh, maafkan aku. Apa aku perlu mengundur pertemuanku dengan Vanessa?"