Ben tidak mau melakukannya sebagai seorang kekasih, tapi sebagai pria panggilan yang dibayar. Ben sama sekali tidak tersinggung. Silakan saja asalkan Lisa tidak mengganggu Briella.
Lisa berlutut di hadapan Ben dan mengulum senjatanya di mulutnya. Namun, karena ukurannya yang menciut dan tidak keras, hal itu membuat Lisa jadi tidak puas. Rasanya seperti memasukkan mainan karet yang kempes.
"Kenapa kamu tidak bangun-bangun juga, Ben? Ayolah, aku mohon."
Lisa meremas bokong Ben dan memukulnya dengan keras, memaksanya untuk menegang. Ben diam saja dengan santai. Untuk memainkan perannya dengan lebih baik, Ben pura-pura mendesah sambil memejamkan mata.
Lisa mulai tersenyum sambil mengulum milik Ben di mulutnya. Namun, percuma saja, tidak ada hasil apa pun. Ben hanya mendesah di mulut, padahal kejantanannya masih melemas.
Lisa menarik paksa Ben dan mendorongnya ke ranjang. Lisa mencium Ben dengan rakus dan kemudian menggodainya dengan menjilati tubuhnya. Ben tetap tidak bereaksi.