Ben meringis. "Memangnya, kamu mau berpisah denganku?"
"Aku … aku tidak mau," ucap Briella pelan.
"Sama halnya denganku. Aku tidak mau berpisah denganmu, apa pun yang terjadi. Kalau memang kita berjodoh, maka kita akan selalu bersama. Yang penting sekarang, aku dan kamu bisa menikmati masa-masa indah kita berdua. Hatiku akan selalu menjadi milikmu."
Mendengar hal itu, hati Briella jadi tersentuh. Ia tersenyum tipis, tidak ingin terlihat terlalu senang karena gengsi yang masih menggelayuti perasaannya.
Bagaimanapun juga, Briella tidak ingin berpisah dengan Ben. Entah mengapa, setiap hari ia merasa jika perasaannya pada Ben jadi semakin kuat.
Rasa cemburunya tadi hanyalah sekedar bumbu dan ia merasa jika dirinya agak kekanakan. Briella menyadari hal itu. Namun, ia pun tidak terima jika mantan Ben masih berani menghubunginya.
Hal itu bertepatan dengan Om Jack yang juga menghubunginya.